tag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post7816040418378853997..comments2023-06-05T02:12:08.666-07:00Comments on indoyama: Kuliah Teori Ekonomi MikroIndo Yama Nhttp://www.blogger.com/profile/16263963812166916419noreply@blogger.comBlogger63125tag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-72086040400526237042009-05-26T08:05:33.844-07:002009-05-26T08:05:33.844-07:001.Elastisitas Permintaan
Elastisitas merupakan ala...1.Elastisitas Permintaan<br />Elastisitas merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan atau tingkat respon dependent variable<br />terhadap perubahan independent varuable.<br /><br />a. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.contoh kasus adalah sebuah lukisan,berapapun harga yang ditawar pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya.<br /><br />b. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga.contoh kasus adalah jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).<br /><br />c. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga.<br /><br />d. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya.contoh kasus adalah makanan ringan,jika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.<br /><br />e. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga,dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar.contoh kasus adalah seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500.<br /><br /><br /><br />2 Teori kardinal<br /><br />Teori kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat di hitung secara nominal, sebagaiman kita menghitung berat dengan gram, atau kilogram panjang dengan senti meter sedangkan satuan ukuran kegunaan adalah utility nilai keguaan yang diperoleh dari konsumsi di peroleh dari konsumsi di sebut utilitas total. sedangkan tambahan kegunaan dari penambah satu unit barang yang di konsumsi di sebut utilitas marjinal.<br /><br /><br />Contohnya adalah misalnya rudy ingin membeli sepatu yang harga sepasangnya Rp.100.000 , bagi rudy sepatu pertama nilai kegunaan nya jauh lebih besar di banding uang yang harus di keluarkan terhadap sepatu yang lain.<br /><br />Teori Ordinal menyatakan kegunaan tidak dapat di hitung hanya dapat di bandingkan. teori ini menggunakan kurva indeverensi atau tingkat kepuasan adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang di berikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.<br /><br />Asumsi dasa teori utility ordinal<br />a. Rasionalitas artinya konsumen akan berusaha meningkatkan atau<br />memilih tingkay kepuasan yang tinggi.<br />b. Konveksitas artinya bentuk kurva indiference cembung dari titik origin<br />dari sumbu absis dan ordinat.<br />c. Nilai guna tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi<br />d. Transivitas artinya konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang<br />terbaik dan bebeberapa pilihan<br />e. Kurva indifference tidak boleh bersinggungan atau saling berpotongan..<br /><br /><br /><br /><br />KASUS 3<br />3.Teori kardinal<br />Teori kardinal adalah perubahan konsumsi suatu barang akibat perubahan harga barang tersebut dengan tingkat utilitas yang tetap.<br />Efek subtitusi meliputi perubahan dalam konsumsi pangan yang terjadi akibat perubahan yang terjadi akibat perubahan yang membuat pangan relatif lebih murah dari pada sandang substitusi di tandai oleh gerakan sepanjang kurva indeverensi.<br /><br />Efek Pendapatan adalah pendapatan dalam konsumsi sebuah barang akibat naiknya daya beli dengan harga relatif tetap kostan. di lihat dari garis anggaran imajiner.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Roby indra gunawan<br />208081000066<br />Manajemen Bade gunawanhttps://www.blogger.com/profile/17344021702218306951noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-61245165751019566102009-05-22T07:21:03.335-07:002009-05-22T07:21:03.335-07:00Nama : FATHIMATUZZAHRA
NIM : 208082000048
Kelas : ...Nama : FATHIMATUZZAHRA<br />NIM : 208082000048<br />Kelas : Akuntansi 2A<br /><br /><br />1. Pendapatan Nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. Dalam sistem perhitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan Produk Nasional Netto pada harga faktor atau secara ringkas yaitu Pendapatan Nasional.<br />Dalam penghitungan pendapatan nasional dapat digunakan 3 cara perhitungan yaitu sebagai berikut :<br />a. Cara Pengeluaran<br />Dengan cara menjumlahkan nilai pengeluaran atau pembelanjaan atas barang-barang dan jasa yang dilakukan oleh empat golongan (rumah tangga, pemerintah, <br />Perusahaan-perusahaan yang melakukan investasi dan penduduk negara lain yang membeli produk yang diproduksikan di dalam negara tersebut.<br />b. Cara Produksi atau Cara Produk Netto<br />Dengan cara menjumlahkan nilai produksi barang dan jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian, seperti : pertanian, pertambangan, industri pengolahan, pembangunan dan perdagangan.<br />c. Cara Pendapatan<br />Dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional, antara lain : gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan.<br /><br />2. Pasar Barang sering disebut dengan sektor riil sebuah perusahaan atau individu yang dapat beroperasi di pasar barang dengan menawarkan barang hasil produksi atau melakukan permintaan akan produk. Sedangkan dalam Pasar Uang yang ditransaksikan adalah hak menggunakan uang untuk jangka waktu tertentu.<br />Keseimbangan di pasar barang akan sama dengan keseimbangan di pasar uang. Hal ini dikarenakan fungsi permintaan dan penawaran uang mirip dengan fungsi permintaan dan penawaran untuk barang tertentu. Produksi barang dan jasa membutuhkan uang untuk dapat melakukan kegiatannya dan sebaliknya uang tidak akan berguna jika tidak ada barang dan jasa. Dan keseimbangan pasar antaranya sangat diperlukan karena prinsip dasar antara keduanya yaitu komplementer yang seimbang. Sehingga apabila pasar uang lebih besar maka akan terjadi inflasi karena uang yang beredar melebihi jumlah produksi dan sebaliknya jika peredaran uang sedikit maka terjadi deflasi.<br />. <br /><br /><br /><br />3. Kebijakan moneteryaitu suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui langkah-langkah pemerintah yang dilakukan oleh Bank Sentral untuk mempengaruhi penawaran uang dalam perekonomian atau merubah tingkat bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.<br />Kebijakan Moneter memiliki kaitan dengan pertumbuhan ekonomi dimana kebijakan moneter harus dapat berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendalikan, tercapainya dalam membuat peluang / kesempatan kerja, serta melancarkan distribusi barang sehingga akan mengakibatkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Ada beberapa instrumen dalam kebijakan moneter antara lain : Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation), Fasilitas Diskonto (Discount Rate), Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requitment Ratio) dan Himbauan Moral (Moral Persuation).Unknownhttps://www.blogger.com/profile/01275451431142443876noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-11400185880150724682009-05-19T03:44:00.000-07:002009-05-19T03:44:00.000-07:00Jenis-jenis Elastisitas:
1.Elastisitas permintaan...Jenis-jenis Elastisitas: <br />1.Elastisitas permintaan inti pengertian permintaan adalah hubungan antara jumlah suatu barang yang mau dibeli dengan harga barang itu. Pengrtian dan jenis-jenis Elastisitas Permintaan:<br />Elastisitas (harga) menunjukan bagaimana reaksi pembeli (dalam jumlah yang mau dibeli) bila ad perubahan harga, atau peka tidaknya jumlah yang mau dibeli terhadap perubahan harga. Agar dapat dibandingkan, dua-duanya dinyatakan dengan %.<br />Jika konsumen peka terhadap perubahan harga suatu barang, maka permintaan akan barang disebut ELASTIS. Yaitu perubahan harga yang kecil saja menyebabkan perubahan yang relative lebih besar dalam jumlah yang diminta. Contoh, harga naik 10% mengakibatkan jumlah barang yang dibeli berkurang dengan % yang lebih besar, misalnya 20%.<br />Jika konsumen kurang peka terhadap perubahan harga suatu barang tertentu, maka permintaan akan barang disebut INELASTIS. Yaitu meski kenaikan harga relative cukup besar , namun jumlah yang mau dibeli hamper tidak berkurang ; sedangkan jika harga barang turun, jumlah yang diminta hamper tidak berubah.<br />Permintaan disebut ELASTIS jika koefisien Elastisitas Є >1. maksudnya, % Δ P tertentu menyebabkan diikuti oleh % Δ Qd yang lebih besar. Misalnya, Є=2 berarti kenaikan harga sebesar 10% menybabkan jumlah yang akan dibeli berkurang 2 X 10% = 20%.<br />Permintaan disebut ELASTISITAS SEMPURNA (Є=∞), bila kenaikan harga yang amat kecil saja sudah menyebabkan jumlah yang diminta berkurang menjadi 0. Dalam hal ini kurva permintaan akan sejajar dengan sumbu horizontal.<br />Permintaan disebut INELASTIS bila koefisien Elastisitas Є < 1, maksudnya % Δ P tertentu menyebabkan diikuti % Δ Qd yang lebih kecil. Misalnya, Є ⅟₂ berarti kenaikan harga sebesar 10%menyebabkan jumlah yang akan dibeli berkurang sebesar ⅟₂ X 10% = 5%.<br />Permintaan INELASTIS SEMPURNA (Є=0), bila Qd sama sekali tidak peka terhadap perubahan harga. Jika digambarkan, kurva permintaan akan sejajar dengan sumbu tegak, contohnya, karya seni, benda-benda pusaka, benda keramat, yang jumlahnya memang tidak dapat ditambah,berapapun harganya.<br />Elastisitas disebut UNITER kalau koefisien Elastisitas Є = 1 dalam hal ini % Δ P =% Δ Qd, misalnya, kenaikan harga dengan 10% menyebabkan diikuti oleh berkurangnya jumlah yang diminta dengan 10% juga.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Efek subtitusi dan pendapatan ,<br />Apabila harga sutu produk turun, maka produk itu menjadi relative lebih murah. Artinya produk itu menjadi lebih menarik bila dibandingkan dengan calon-calon produk subtitusi lainnya.turunnya produk harga X mungkin saja menyebabkan rumah tangga menggeser pola pembeliannya menjadi subtitusi-subtitusi menuju X. pergeseran itu disebut EFEK SUBTITUSI karena perubahan rumah tangga.<br />Apabila sebuah rumah tangga tetap membeli sejumlah barang yang sama persis untuk setiap barang dan jasa, setelah harganya turun,maka rumah tangga itu akan memiliki sisa pendapatan. Pendapatan ekstra tersebut bisa saja dibelanjakan untkuk prodak-prodak yang harganya sudah turun,yang sekarang kita sebut barang X , atau untuk prodak-prodak lainnya . perubahan konsumsi X akibat perbaikan kemakmuran itu disebut EFEK PENDAPATAN karena perubahan harga <br /> P surplus konsumen Pada harga nol anda mungkin bersikukuh bahwa air tidak memiliki nilai.namun kenyataannya, nilai air tersebut sangatlah besar. Karena melimpah dihampir semua tempat, konsumen menikmati sebegitu besar surplus konsumen yang sama dengan arsiran didalam diagram. Kerelaan membayar rumah tangga jauh melebihi harga nol.<br /> 0 kualitas air yang diminta Q <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Teori cardinal dan ordinal; Teori perilaku konsumen pada dasarnya menjelaskan bagaimana konsumen mendaya gunakan sumberdaya yang ada (uang)dalam rangka memuaskan keinginan kebutuhan dari suatu atau beberapa pokok .penilaian kepuasan umumnya bersifat subjektif, baik bagi pemakai langsung atau penilai. Secara teori tingkah laku konsumen, dalam upaya memuaskan diri dapat dijelaskan melalui dua teori nilai guna, yaitu teori cardinal dan teori ordinal.<br />Teori nilai guna (TNGK) memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu barang. Artinya, tinggi rendahnya suatu barang tergantung pada subjek yang memberikan penilaian. Dengan kata lain, suatu barang akan memberikan nilai guna yang tinggi bila barang yang dimaksud memberikan daya guna yang tinggi bagi pemakainya.<br />Beberapa tokoh /pelopor dari teori nilai guna cardinal adalah Gossen, Walras, dan Jevons. Nama-nama ini adalah ilmuan matematika dan fisika yang berkecimbung dan memberikan kontribusi pemikiran dibidang ekonomi.<br /><br />Teori guna nilai guna ordinal dengan kurve indifference mencoba menjawab apa yang menjadi keraguan pada teori cardinal ,yaitu mengukur kepuasan,kalau dalam teori nilai guna cardinal kepuasan mengkonsumsi suatu barag penilaiannya bersifat subjektif (tergantung pada siapa yang menilai),yang tentu saja setiap orang memiliki penilaian yang berbeda , maka dalam teori nilai guna ordinal tingkat kepuasan ditentukan dalam urutan dalam tingkatan-tingkatan tertentu, misalnya rendah, sedang, dan tinggi. Dengan demikian nilai kepuasan dapa diperoleh dengan terukur.<br />Untuk membantu memperjelas teori nilai guna ordinal dapat menggunaka kurva idifference (tidak ada) dalam menganalisa tingkat kepuasan masing-masing individu, kurva indifference ini diajukan oleh Hikcks dan allen Sehingga penganut teori ini disebut sebagai HIKCKSIAN. <br /><br />Nama : Juli Setiawan<br />Nim : 208081000068<br />Kelas : Manajemen B<br />Semester : 2 ( Dua )<br />Non - RegulerJuli.Shttps://www.blogger.com/profile/06184675240761640246noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-28546259571677076852009-05-19T03:41:00.000-07:002009-05-19T03:41:00.000-07:00mundir
manajemen 2B
208081000061mundir<br />manajemen 2B<br />208081000061mundirhttps://www.blogger.com/profile/13590759325160255294noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-83685657912817240302009-05-19T03:30:00.000-07:002009-05-19T03:30:00.000-07:00By. Ahmad Hidayat
manajemen 2B
208081000047
1. ...By. Ahmad Hidayat <br />manajemen 2B<br />208081000047 <br /><br />1. jenis-jenis elastisitas<br />a. elastisitas permintaan<br />1. elastisitas permintaan harga <br />dalam analisis elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan, nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas. Koefisien elastisitas permintaan merupakan suatu angka petunjuk yang mengambarakan sampai berapa besarkah perubahan jumlah baranga yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga, koefisien elastisitas permintaan dihitung dengan mengunakan rumus dibawah ini.:<br />Ed= persentasin perubahan jumlah barang yang diminta <br /> Presentasi perubahan harga<br />Contoh kasus: misalkan harga lemari berubah dari p menjadi p1 dan jumlah barang yang diminta berubah dari q menjadi q1 maka rumus diatas dapat dinyatakan secara berikut:<br /> Q1-q<br /> Ed= Q <br /> p1-p<br /> P <br />2. elastisitas permintaan pendapat merupakan koefisien yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang sebagai akibat dari pada perubahan pendapatan pembelian. Besarnya elastisitas pendapatan (Ey) dapat ditentukan dengan mengunakan rumus berikut:<br />Ey=persentasi perubahan jumlah barangvyang diminta <br /> Presentasi perubahan pendapatan<br />Untuk kebnyakan, barang kenaikan pendapatan akan menyebabkan kenaikan permintaan. Disini terdapat hubungan yang searah diantara perubahan pendapat dan perubahan permintaan, dengan demikian elastisitas pendapata adalah positif. Baranga-barang yang sifat elastistas pendapatanya adalah demikian dinamakan barang normal.<br />3. elastisitas permintaan silang merupakan koefisien yang menunjukan samoe dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang apabiala terjadi perubahab terhadap haraga barang lain. Apabila perubahan harga harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat perhubungan diantara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang (Ec) dapat dihitung berdasarkan kepad rumus berikut:<br />Ec=persentasi perubahaban jml brg x yang diminta<br /> Presentasi perubahan hrg brg y<br /> Nilai elastisitas silang berkisar diantara tak terhingga yang positif. Barang-barang penggenap elastisitas silangnya bernilai negative, jumlah barang x yang diinta berubah kea rah yang bertentangan dengan perubahan harga barang x. kalau harga y naik, maka jumlah permintaan terhadap barang x berkurang; sebaliknya kalau harga barang y turun , maka jumlah permintaan terhadap barang x bertambah. <br />b. elastisitas penawaran <br />dalam menerangan mengenai hokum penawaran bahaqa perubahan harga akan mengubah jumlah penawaran. Oleh sebab itu konsep elastisitas juga dapat digunakan untuk menerangkabn perubahan penawaran. Koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung mengunakan rumus berikut:<br /><br /> Presentasi perubahan harga<br />Untuk tujuan perhitungan rumus diatas perlu diubah menjadi<br /> Qb-Qa<br /> Qa <br />Es= Pb-Pa<br /> Pa<br />Di mana Es asdalah koefisien elastisitas penawaran, Qb jumlah baru barang yang ditawarkan Qa adalah jumlah penawaran yang asal , Pb adalah tingkat harga yang baru dan Pa adalah tingkat haraga asal.<br />2. prilaku konsumen dilihat dari:<br />a. teori ordinal <br />Dalam pendekatan ini daya guna suatu barang<br />tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan<br />tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.<br />Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu<br />kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang<br />memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:<br />1. Konsumen rasional<br />2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun<br />berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna<br />17<br />3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu<br />4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum<br />5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena<br />A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya<br />6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B<br />lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C<br /><br />b. teori kardinal <br />(Cardinal Approach). Menurut pendekatan ini, daya guna dapat diukur dengan satuan subyek yang menilai. Pendekatan ini jugamengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati. Asumsi dari pendekatan ini adalah:<br />1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan<br />kepuasannya dengan batasan pendapatannya.<br />2. Diminishing marginal utility, artinya tambahan utilitas yang diperleh<br />konsumen makin menurun dengan bertambanya konsumsi dari komoditas<br />tersebut.<br />3. Pendapatan konsumen tetap<br />4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap.<br />5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna<br />dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing<br />barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna<br />X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn<br />dan sebaliknya.<br /><br />3. efek subtitisi dan efek pendapatan. <br />a. efek subtitisi <br />Efek Substitusi, bilamana terjadi kenaikan harga barang X akan menyebabkan naiknya permintaan barang Y. Harga relative barang barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada tingkat kepuasa yang sama dan pendapatannya diaggap tetap, maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relative lebih murah dan mengurangi jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relative lebih mahal.<br />b. efek pendapatan <br />Efek Pendapatan, Naiknya harga barang X berakibat penurunan relatif pendapatan konsumen. Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah, jika perubahan ini dilihat dari sisi barang lain dan pendapatan nominal dianggap tetap, kita akan melihat efek pendapatan.dzakihttps://www.blogger.com/profile/04288029544532829615noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-68005907510647776132009-05-18T23:56:00.000-07:002009-05-18T23:56:00.000-07:00Nama :Riansyah Ahmad Astar
Nim :208081000021
Ke...Nama :Riansyah Ahmad Astar<br />Nim :208081000021<br />Kelas :Manajemen 2/A(non reg)<br /><br />*KASUS 1<br />Elastisitas Permintaan<br />Elastisitas merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan atau tingkat respon dependent variable<br />terhadap perubahan independent varuable.<br /><br />a. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.contoh kasus adalah sebuah lukisan,berapapun harga yang ditawar pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya.<br /><br />b. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga.contoh kasus adalah jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang).<br /><br />c. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga.<br /><br />d. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya.contoh kasus adalah makanan ringan,jika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.<br /><br />e. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga,dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar.contoh kasus adalah seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500.<br /><br />*KASUS 2<br />Teori Kardinal<br />Merujuk kepada tingkat kepuasan yang diperolehi oleh seseorang pengguna dari penggunaan ke atas sesuatu barang dan perkhidmatan.<br />Semakin tinggi kepuasan yang diperolehi maka semakin tinggi tingkat utilitinya.<br />Teori Ordinal<br />Menerangkan bagaimana pengguna memaksimumkan kepuasannya dengan suatu pendapatan yang diepruntukan dalam masa tertentu.<br /><br />*KASUS 3<br />Efek Subsitusi<br /><br />Perubahan konsumsi suatu barang yang berhubungan dengan perubahan harga barang tersebut, dengan menggunakan tingkat utilitas yang tetap. Efek subsitusi meliputi perubahan dalam konsumsi pangan yang terjadi akibat perubahan yang membuat pangan relative lebih murahdari pada sandang.<br /><br />Efek Pendapatan<br /><br />Perubahan konsumsi pangan yang disebabkan oleh eningkatan daya beli, dengan harga relative konstan.0213https://www.blogger.com/profile/11577675500806291876noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-57783750083968326152009-05-18T23:44:00.000-07:002009-05-18T23:44:00.000-07:00AAN ZAM-ZAM FIRDAUS
208081000032
MANAJEMEN 2A
1.E...AAN ZAM-ZAM FIRDAUS<br />208081000032<br />MANAJEMEN 2A<br /><br />1.ELASTISITAS<br /><br />Pengertian elastisitas:<br />Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.<br /><br />JENIS-JENIS ELASTISITAS:<br /><br />A. Elastisitas Harga Permintaan<br /><br />Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.<br /><br />Jenis-jenis Elastisitas Permintaan:<br /><br />a.Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas.<br /><br />b.Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok.<br /><br />c.Permintaan uniter elastis : elastisitas=1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan=prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.<br /><br />d.Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.<br /><br />e.Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga.<br />Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0.<br /><br />B. Elastisitas Harga Penawaran<br /><br />Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.<br /><br />Jenis-jenis Elastisitas Penawaran:<br /><br />a.Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas=0. <br />Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.<br /><br />b.Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.<br /><br />c.Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.<br /><br />d.Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.<br /><br />e.Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga.<br />Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.<br /><br /><br />2.TEORI ORDINAL DAN TEORI KARDINAL<br /><br />TEORI KARDINAL:<br />Pendekatan guna kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan, akan tetapi juga dapat diukur. Oleh karena menurut kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan tidak realistik. Inilah yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan daripada teori konsumen yang menggunakan pendekatan guna kardinal, yang terkenal juga dengan sebutan teori konsumen dengan pendekatan guna marginal klasik atau classical marginal utility approach.<br /><br /><br />TEORI ORDINAL:<br />teori konsumen yang menggunakan pendekatan guna ordinal menggunakan asumsi yang lebih realistik dengan menggunakan konsepsi kurva tak acuh teori konsumen yang menggunakan pendekatan guna ordinal tersebut tidak lagi menggunakan asumsi bahwa kepuasan atau guna seseorang dapat diukur. Sebaliknya kemungkinannya untuk dapat diperbandingkan tinggi rendahnya kepuasan seseorang, dengan dipergunakannya konsepsi kurva tak acuh, masih dapat dipenuhi.<br /><br /><br />3.EFEK SUBSTITUSI DAN PENDAPATAN<br /><br />Apabila harga suatu barang turun, ada dua kekuatan yang menyebabkan jumlah barang yang diminta berubah, yaitu efek substitusi dan efek pendapatan.<br /><br />Untuk barang normal, efek pendapatan dan efek substitusi akan mendorong konsumen untuk menambah jumlah barang yang turun harganya.<br /><br />Untuk barang inferior, efek substitusi akan mendorong konsumen menambah jumlah barang tersebut karena sekarang harganya relatif lebih murah disanding harga barang lain. Efek pendapatan akan berakibat negatif, adanya pendapatan ekstra mendorong konsumen mengurangi pembelian barang yang turun harganya dan berusaha menggantikannya dengan barang yang lebih baik kualitasnya.0213https://www.blogger.com/profile/11577675500806291876noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-78383961932561634712009-05-18T22:31:00.000-07:002009-05-18T22:31:00.000-07:00Nama :Dendi Sumawan
Nim :208081000020
Kelas :Ma...Nama :Dendi Sumawan<br />Nim :208081000020<br />Kelas :Manajemen 2/A(non reg)<br /><br /># KASUS 1<br />1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.<br />2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.<br />3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.<br />4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.<br />5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula.<br />Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.<br /><br />Contoh : Apabila harga es krim naik dari $2 menjadi $2,2 dan jumlah pembelian turun dari 10 batang menjadi 8 batang, maka elastsitas permintaan dihitung sebagai berikut :<br /><br />Koefisien sebesar 2,32 menunjukkan bahwa perubahan harga sebesar 1 persen akan menimbulkan perubahan permintaan sebesar 2,32. Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif (arahnya berbalikan), yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, vice versa.<br /><br />#KASUS 2<br />a. Teori ordinal<br />• Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).<br />• Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.<br />• Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).<br />Contoh kasusnya: kepuasaan seseorang disaat mendapatkan suatu kejutan hadiah yang selalu diinginkannya.<br /><br />b. Teori cardinal<br />Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan (misalnya mata uang.<br />Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambash kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.<br />Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (Marginal Utility)<br />Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.<br />Contoh Kasusnya: pembelian baju.<br /><br />#KASUS 3<br />Efek Substitusi adalah perubahan konsumsi suatu barang akibat perubahan harga barang tersebut dengan tingkat utilitas yang tetap.<br />Efek subtitusi meliputi perubahan dalam konsumsi pangan yang terjadi akibat perubahan yang terjadi akibat perubahan yang membuat pangan relatif lebih murah dari pada sandang substitusi di tandai oleh gerakan sepanjang kurva indeverensi.<br /><br />Efek Pendapatan adalah pendapatan dalam konsumsi sebuah barang akibat naiknya daya beli dengan harga relatif tetap kostan. di lihat dari garis anggaran imajiner.0213https://www.blogger.com/profile/11577675500806291876noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-89703648570856334162009-05-18T09:33:00.000-07:002009-05-18T09:33:00.000-07:00DZIKRI FAUZAN
208081000067
MANAJEMEN 2/B
NON REGUL...DZIKRI FAUZAN<br />208081000067<br />MANAJEMEN 2/B<br />NON REGULER<br />HARI KULIAH : SENIN<br />FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL<br /><br />1. ELASTISITAS<br />elastisitas ialah suatu nilai keseimbangan yang diakibatkan oleh perubahan satu variable terhadap variable lainnya.<br /> A. Elastisitas Permintaan<br /> Elastisitas Permintaan (Demand elastisity) ialah elastisitas yang mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan satu variable, dan elastisitas permintaan itu sendiri ialah suatu perubahan yang terjadi akibat faktor lainya yang dapat mempengaruhi perubahan akan suatu barang.<br /><br />elastisitas permintaan terbagi atas:<br />a. Elastisitas harga<br /> elasitas harga adalah elastisitas yang mengukur persen perubahan permintaan suatu barang terhadap harga<br /><br />Ep=%perubahan jmlh barang yang diminta / % perubahan harga<br /> angka elastisitas harga<br /> 1. inelastis (ep<1)<br /> perubahan permintaan lebih kecil dari <br /> perubahan harga.<br /> 2. Elastis (Ep>1)<br /> jika perubahan harga terjadi akan <br /> menyebabkan perubahan permintaan<br /> yang besar.<br /> 3. Elastis uniter (Ep=1)<br /> jika perubahan harga sama dengan perubahan <br /> permintaan.<br /> 4. inelastis sempurna (Ep=0)<br /> berapapun perubahan pada harga permintaan <br /> akan tetap.<br /> 5. elastis tak terhingga (Ep=tak terhingga)<br /> perubahan harga sedikit saj menjadikan <br /> permintaan akan barang tak terhingga<br /><br />b. Elastisitas silang<br /> Elastisitas silang ialah mengukur persentase perubahan permintaan sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.<br />Ec= % perubahan jumlah barang x yang diminta /<br /> % perubahan harga barang y<br /><br /> c. Elastisitas pendapatan<br /> elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen.<br />Ei= % perubahan jumlah barang yg diminta /<br /> % perubahan pendapatan<br /><br /><br /> B. Elastisitas Penawaran<br /> Elastisitas Penawaran (Es) adalah perubahan harga terhadap perubahan penawaran suatu barang.<br />Es= % jmlh brng yang ditawarkan /<br /> % perubahan harga<br /><br /><br />2. perilaku konsumen terhadap teori ordinal dan teori kardinal adalah sebagai berikut:<br />menurut teori kardinal kegunaan (kepuasan) dapat dihitung.<br />MUx=Px<br />dimana:<br />MUx: tambahan kegunaan x<br />Px : harga x<br />sedangkan teori ordinal ialah kepuasan tidak dapat dihitung, tetapi hanya bisa dibandingkan.<br />sebagai contoh:<br />ahmad membeli;<br /> bakso gulai<br />(mangkok perbulan) (porsi perbulan) <br /> 25 kali 5 porsi<br /> 20 kali 8 porsi<br /> 15 kali 12 prosi<br /><br />U= X.Y<br />dimana:<br />U= tingkat kepuasan<br />X= bakso<br />Y= sate<br /><br /><br />3.Efek subtitusi ialah naiknya harga suatu barang akan mengakibatkan konsumen mencari substitusi/ pengganti dari barang yang harganya tidak naik. Misalnya saja, jika harga kopi naik maka orang-orang akan mengantinya dengan banyak membeli teh. (Barang substitusi adalah barang2 yang memiliki fungsi sama).<br />2. Efek pendapatan. Apabila harga naik sementara pendapatan konsumen tidak berubah, maka daya beli riil konsumen tersebut berkurang, tetapi jika pendapatan naik maka kecenderungan untuk mengkonsumsi berkurang dan saving bertambah.DZIKRIhttps://www.blogger.com/profile/17129342276884500941noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-19700708246089347392009-05-18T07:44:00.000-07:002009-05-18T07:44:00.000-07:00Nama : Sylvia Darisman
NIM ...Nama : Sylvia Darisman<br />NIM : 208081000071<br />Class : Manajemen IIB / Non Reguler<br />Jam Kuliah : Senin ( 18.30 – 20.00 )<br /><br /><br />Elastisitas Permintaan <br /><br />Pengertian Umum<br /><br />Elastisitas mengukur persentase perubahan suatu variable yang disebabkan perubahan variable yang lain sebesar satu persen. Jiak dimisalkan variable yan gdibahas adalah variable X dan variable lainnya adalah variable Y serta elastisitas dilambangkan dengan E maka elastisitas dapat dinyatakan dengan:<br /><br />E = Persentase perubahan variable X<br /> Persentase perubahan variable Y<br /><br />Manfaat penggunaan konsep elastisitas satuan ukuran variable sama ( sama-sama dinyatakan dalam persentase ).<br /><br />Elastisitas Permintan<br /><br /> Elastisitas permintaan dapat dibedakan berdasarkan factor-faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Permintaan terhadap barang X dipengaruhi oleh harga barang tersebut (Px), harga barang lain (Py), pendapatan konsumen (I) dan factor-faktor lain seperti pengeluaran untuk advertensi, cuaca dan kebijakan pemerintah.<br /><br />Jenis- jenis elastisitas permintaan dapat dipengaruhi oleh :<br />1) Elastisitas Harga ( Price Elasticity of Demand )<br />2) Elastisitas Silang ( Cross Elasticity of Demand )<br />3) Elastisitas Pendapatan ( Income Elasticity of Demand )<br /><br />a) Elastisitas Harga ( {rice Elasticity of Demand )<br /> <br /> Elastisitas Harga adalah persentase perubahan jumlah permintaan suatu barang sebagai akibat persentase perubahan harga barang tersebut sebesar satu persen.<br /> <br /> Ex.px = Persentase perubahan X<br /> Persentase perubahan Px<br /><br /> Elastisitas harga pada umumnya bertanda negative karena arah perubahan harga barang yang diatas (Px) berlawanan dengan arah perubahan permintaan (X) sesuai dengan hukum permintaan.<br /> <br /> Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai elastisitas harga adalh :<br />1. Tersedianya barang substitusi<br /> Banyak barang substitusi → permintaan elastis ( seperti sabun mandi, mie instant <br /> dan minuman rungan )<br /> Sedikit barang substitusi → permintaan inelastis ( seperti garam, air PAM, dan<br /> listrik )<br /><br />2. Waktu yang dibutuhkan konsumen untuk menyesuaikan permintaan terhadap <br /> perubahan harga.<br /> → Permintaan cenderung inelastis dalam jangka pendek dibandingkan dalam <br /> jangka panjang.<br /> <br />3. Persentase pengeluaran suatu barang dalam anggaran konsumen.<br /> → Suatu barang yang memiliki persentase pengeluaran yang kecil dalam <br /> anggaran konsumen (seperti korek api ), kenaikan harga tidak berpengaruh banyak terhadap permintaan konsumen sehingga elastisitas permintaan bersifat inelastis. <br /> <br />b) Elastisitas Silang ( Cross Price Elastisticity of Demand )<br /> <br /> Elastisitas Silang adalah persentase perubahan jumlah permintaan terhadap suatu barang sebagai akibat perubahn harga barang lain sebesar satu persen.<br /> <br /> Ex.py = Persentase perubahan X<br /> Persentase perubahn Py<br /><br />c) Elastisitas Pendapatan ( Income Elasticity of Demand )<br /><br /> Elastisitas Pendapatan adalah persentase perubahan jumlah permintaan suatu barang akibat perubahan pendapatan sebesar satu persen.<br /><br /> Ex.i = Persentase perubahan X<br /> Persentase perubahan I<br /><br /><br />Contoh Kasus :<br /><br />1) Harga barang X adalah Rp 10.000 per unit dan pada tingkat harga ini jumlah barang X yang diminta sebesar 250 unit * titik A ). Misalkan kemudian harga barang X naik menjadi Rp 12.000 per unit dan permintaan terhadap barang X turun menjadi 200 unit ( titik B ). Hiitunglah elastisitas harga ( price elastisitas of demand ) barang X ?<br /><br /> Jawab :<br /> <br /> Px = ½ ( Px1 + Px2 ) = ½ ( 10.000 + 12.000 )<br /> = 11.000<br /><br /> X = ½ (X1 + X2 ) = ½ ( 250 + 200 )<br /> = 225<br /><br /> ∆Px = Px2 – Px1 = 12.000 – 10.000 = 2.000<br /> ∆X = X2 – X1 = 200 – 250 = -50<br /><br /> Ex.Px = ( ∆X / ∆Px ). ( Px / X )<br /> = ( -50 / 2.000 ) . ( 11.000 / 225 )<br /> = -1,22 ( elastis )<br /><br /><br />2) Diketahui fungsi permintaan terhadap barang X dinyatakan dengan :<br /> X = 2.000 – 0,2 Px – 0,25 Py + 0,01 I<br /><br /> Dimana Px dan Py masing-masing adalah harga barang X dan harga barang Y dan I adalah anggaran belanja rata-rata rumah tangga. Jika diketahui Px = Rp 1.500, Py = Rp 2.500 dan I = Rp 150.000 per periode, hitunglah elastisitas harga, elastisitas silang, dan elastisitas pendapatan ?<br /><br /> Jawab : <br /><br /> X = 2.000 – 0,2 Px – 0,25 Py + 0,01 I<br /> X = 2.000 – 0,2 ( 1.500 ) – 0,25 ( 2.500 ) + 0,01 ( 150.000 ) = 2.575<br /><br /> Elastisitas Harga ( Ex.px )<br /> Ex.px = ( ∂X / ∂Px ) ( Px / X )<br /> = ( 0,2 ) ( 1.500 / 2.575 ) = - 0,12<br /><br />Elastisitas harga tergolong inelastis. Arti dari nilai inelastic yang diperoleh adalah jika harga barang X naik sebesar 1 persen, permintaan terhadap baraX akan turun sebesar 0,12 pesen, ceteris paribus.<br /><br />Elastisitas Silang ( Ex.py )<br />Ex.py = ( ∂X /Py ) ( Py / X )<br /> + ( 0,25 ) ( 2.500 / 2.575 ) = - 0,24<br /><br />Berdasarkan nilai elastisitas silang barang X dan Y memiliki hubungan komplemen. Arti dari nilai elastisitas yang diperoleh adalah jika harga barang Y naik sebesar 1 persen, permintaan terhadap barang X akan turun sebesar 0,24, ceteris paribus.<br /><br /><br />Elastisitas Pendapatan ( Ex.I )<br /><br />Ex.I = ( ∂X / ∂I ) ( I / X )<br /> = ( 0,01 ) ( 150.000 / 2.575 ) = 0,58<br /><br />Berdasarkan nilai elastisitas pendapatan, barang X tergolong pada barang kebutuhan pokok. Arti darinilai elastisitas yang diperoleh adalah iika pendapatan sebesar 1 persen, permintaan terhadap barang X akan naik sebesar 0,58 persen, ceteris paribus.<br /><br />Teori Tingkah Laku Konsumen<br /><br />Teori tingkah laku konsumen ada dua pendekatan pengukurannya yaitu :<br />1) Teori Kardinal ( Cardinal Utility )<br />2) Teori Ordinal ( Ordinal Utility )<br /><br />Pendekatan Kardinal<br /><br />Ahli ekonomi abad sembilan belas ( antara lain Wiliam Stanley Javon, Jeremy Bentham, dan Heindrich Gossen ) memperkenalkan konsep utilitas kardinal ( cardinal utility ),yang menganggap konsumen dapat mengukur utilitas dari mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa.<br /><br />Total Utilitas dan Marginal Utilitas<br /><br />Utilitas adalah kepuasan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsi<br />suatubarang dan jasa.<br /><br />Utilitas Total ( Total Utility ) dari mengkonsumsi suatu komoditi adalah kepuasan total<br />yang dperoleh dari mengkonsumsi suatu barang dan jasa.<br /><br />Utilitas Marginal adalah tambahan kepuasan yang diperoleh dari tambahan konsumsi satu unit barang atau jasa.<br /><br />The Law of Diminishing MarginalUtility<br /><br />Hukum tambahan hasil yang semakin berkurang ( the law of diminishing marginal utility ) yang menyatakan ketika seorang konsumen mengkonsumsi suatu barang secara terus-menerus, total utilitasnya meningkat tetapi setelah mencapaititik tertentu ( titik jenuh = saturation point ) , tambahan utilitas ( marginal utility ) yang diperoleh dari tambahan unit barang yang dikonsumsi semakin lama semakin menurun.<br /><br />Cara untuk maksimisasi daya guna total konsumen adalah :<br />MUx / Px = MUy / Py → Konsumen berada pada posisi indeferens ( terserah<br /> yang dikonsumsi karena keduanya memberikan<br />MU yang sama. Pada posisi ini tercapai keseimbangan konsumen.<br /> Persamaan tersebut dapat dirubah menjadi :<br /> <br /> MUx / MUy = Px / Py<br /><br />Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal. <br />Asumsi seorang konsumen<br />1. Konsumen harus rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal.<br />2. Konsumen punya preferensi jelas akan barang dan jasa<br />3. Terdapat kendala anggaran<br /><br /><br />2. Pendekatan Ordinal <br /><br />Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus. <br /><br />Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :<br /><br />1) Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya<br />2) Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering<br />3) Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.<br /><br />Pendekatan ordinal membutuhkan tolok ukur pembanding yang disebut dengan indeferent kurve. Kurva Indeferent adalah Kurva yang menghubungkan titik – titik kombinasi dua macam barang yang ingin dikonsumsi oleh seorang individu pada tingkat kepuasan yang sama.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Ciri – ciri kurva Indiferent<br /><br />1) Berlereng/ slope negatif. <br />Hal ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y<br /><br />2) Cembung ke titik Origin ( Convex ) . <br />Derajat penggantian antar barang konsumsi semakin menurun. Hal ini masih berkaitan dengan hukum Gossen, di mana apabila pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan atas barang X tidak begitu berarti dan sebaliknya atas barang Y<br /><br />3) Tidak saling berpotongan. <br />Ini berakitan dengan asumsi bahwa masing – masing kurva indiferent menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Dengan pengertian apabila A = B dan A = C maka otomatis C = B padahal yang terjadi tidak demikian.<br /><br />4) Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi. <br />Ketika kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan semakin bertambahnya kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan.<br /><br /><br />Garis Anggaran ( Budget Line )<br /><br />Garis Anggaran adalah sebuah kurva yang menjelaskan berbagai kemungkinan kombinasi komoditi yang menghasilkan tingkat pengeluaran yang sama bagi konsumen.<br />Persaman garis anggaran adalah : Io = X. Px + Y. Py<br />Dimana : X. Px = total pengeluaran untuk barang X<br /> Y. Py = tital pengeluaran untuk barang Y<br /><br />Slope Budget Line = Slope Indefference Curve<br /> <br /> - dy = Px = MUx<br /> dx Py MUy<br /><br /><br /><br />Efek Substitusi dan Efek Pendapatan<br /><br />Apabila harga suatu barang turun, ada dua kekuatan yang menyebabkan jumlah barang yang diminta berubah, yaitu efek substitusi dan efek pendapatan. <br /><br />Untuk barang normal, efek pendapatan dan efek substitusi akan mendorong konsumen untuk menambah jumlah barang yang turun harganya. <br /><br />Untuk barang inferior, efek substitusi akan mendorong konsumen menambah jumlah barang tersebut karena sekarang harganya relatif lebih murah disanding harga barang lain. Efek pendapatan akan berakibat negatif, adanya pendapatan ekstra mendorong konsumen mengurangi pembelian barang yang turun harganya dan berusaha menggantikannya dengan barang yang lebih baik kualitasnya. <br /><br />Dapat kita analisa melalui efek substitusi ( ES ) dan efek pendapatan ( EP )<br /><br />Px ↑ = ES = Dx ↓<br /><br />Px ↑ = EP = Income rial ↓ = Dx ?<br /> Barang normal = Dx↓<br /> Barang inferior/ giffen = Dx ↑<br /><br />Untuk <br /><br />Barang Normal : ES dan EP searah yang mengakibatkan efek total ( ET ) mengikuti hukum permintaan.<br /><br />Barang inferior : ES berlawanan arah dengan EP tetapi ES > EP sehingga ET masih mengikuti hokum permintaan. <br /><br />Barang giffen : ES berlawanan arah dengan EP dan EP > ES sehingga ET tidak mengikuti hokum permintaan.<br /><br /><br />Analisa ES, EP dan ET dengan menggunakan metode Hicks<br /><br />A) Kasus Barang normal, harga barang X turun<br /><br /> E1 → E2 = ES<br /> ( X1 → X2 ) <br /> E2 → E3 = EP<br /> ( X2 → X3 ) <br /> _________________ +<br /> E1 → E3 = ET<br /> ( X1 → X2 ) <br /><br /><br />B) Barang inferior<br /><br /> Substitusi dan efek pendapatan harga barang inferior turun<br /><br /> E1 → E2 = ES<br /> ( X1 → X2 ) <br /> E2 → E3 = EP<br /> ( X2 → X3 ) <br /> _________________ +<br /> E1 → E3 = ET<br /> ( X1 → X2 ) <br /><br /><br />C) Barang Giffen<br /><br /> Substitusi dan efek pendapatan harga barang giffen turun<br /><br /> E1 → E2 = ES<br /> ( X2 → X3 ) <br /> E2 → E3 = EP<br /> ( X3 → X1 ) <br /> _________________ +<br /> E1 → E3 = ET<br /> ( X2 → X1 ) <br /><br /><br />Penurunan Kurva Permintaan Hicks, Slutsky, dan Marshall<br /><br />Contoh kasus : Harga barang normal turun<br /><br />Catatan :<br />DH = Hiksian Demand Curve<br />DS = Slutsky Demand Curve<br />DM = Marshallian Demand CurveUnknownhttps://www.blogger.com/profile/16514498462898420010noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-48738175602109162112009-05-18T07:29:00.000-07:002009-05-18T07:29:00.000-07:00Nama : Suhendri
Nim : 208081000028
Kelas : Manajem...Nama : Suhendri<br />Nim : 208081000028<br />Kelas : Manajemen A - 2 Non Reguler<br /><br />Kasus 1<br /><br />ELASTIS PERMINTAAN<br />1. Inelastis sempurna (Ep=0)<br />Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.cth garam.contoh lainnya insulin merupakan kebutuhan mutlak bagi penderita diabetes, sehingga kuantitas yang diminta cenderung tidak akan menanggapi kenaikan harga. ketika kuantitas yang diminta tidak menanggapi sama sekali perubahan harga persentase perubahan yang diminta sama dengan nol.insulin yang inelastis sempurna karena kuantitas yang diminta tidak berubah sama sekali ketika harga berubah kurva permintaannya semata-mata berupa garis vertikal.<br /><br />2. Inelastis(Ep<1)<br />Perubahan permintaan lebih kecil dari pada perubahan harga. kalau harga naik 10% menyebabkan permintaan barang turun sebesar misalnya 6%.permintaan inelastis umumnya pada barang kebutuhan pokok.misalkan perubahan harga beras di indonesia tidak berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan terhadap beras.cth lainnya layanan telpon umum dianggap suatu keharusan, tetapi bukan keharusan yang mutlak jika 10% kenaikan tarif telpon menghasilkan 1% penurunan kuantitas layan yang diminta, elastisitas permintaannya adalah (-1:10)=-0,1. ketika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih kecil ukuran absolutnya dibandingkan persentase perubahan harga seperti pada kasus layanan telpon maka elastisitasnya kurang dari 1 dalam ukuran absolut. Ketika elastisitas produk antara 0 dan -1,kita katakan bahwa permintaannya inelastis. Permintaan akan layanan telpon dasar adalah inelastis pada -0,1.Bila dinyatakan secara sederhana, permintaan inelastis berarti bahwa terdapat kecepat tanggapan permintaan,tetapi tidak besar terhadap perubahan harga.<br /><br />3. Elastis unitari(Ep=1)<br />Jika harga naik 10% permintaan barang turun 10%. Hubungan permintaan dimana persentase perubahan kuantitas produk yang diminta adalah sebesar persentase perubahan harga dalam nilai absolutnya. Jika 10% kenaikan harga daging sapi menurunkan kuantitas daging sapi yang diminta sebesar 10%.Dengan demikian elastisitas permintaan menjadi (-10,10)=-1. Ketika persentase perubahan kuantitas produk yang diminta sama dengan persentase perubahan harga dalam nilai absolut.<br /><br />4. Elastis (Ep>1)<br />Permintaan suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya bila harga turun 10% menyebabkan permintaan barang naik 20%. Karena itu nilai Ep lebih besar dari 1. Contohnyabarang mewah seperto mobil. Cth lain permintaan akan pisang cenderung cukup elastis karena ada banyak substitusi bagi pisang. Jika 10% kenaikan harga pisang menyebabkan 30% penurunan kuantitas pisang yang diminta. Elastisitas permintaan karena harga pisang adalah (-30,10)=-3.<br /><br />5. Elastisitas tak terhingga (Ep=-)<br />Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya. Permintaan ini dimana kuantitasnya jatuh ke 0 jika terjadi sedikit perubahan harga. Contoh anda membuat produk yang dapat dijual pada harga yang tetap dan sudah ditentukan sebelumnya. Apabila anda menetapkan harga hanya satu sen saja lebih mahal, tidak seorangpun membeli produk anda karena orang akan langsung membeli ke produsen lain yang tidak menaikan harganya. Hal tersebut dapat dilihat dengan realitas yang dihadapi produsen minyak domestik AS yang tidak dapat menetapkan harga lebih dari harga minyak mentah dunia, dan juga yang dihadapi petani yang tidak dapat menetapkan harga lebih dari harga pasar atas hasil pertanian mereka. Kurva permintaan elastisitas tak terhingga merupakan garis horizontal karena kuantitas yang diminta jatuh ke nol bila harganya diatas tingkat tertentu.<br /><br />ELASTISITAS PENAWARAN<br />a. Elastisitas penawaran<br />Adalah mengukur responsif penawaran sebagai akibat perubahan<br />harga.<br />Koefisien elastisitas penawaran<br />Koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung menggunakan rumus<br />berikut :<br />Es = Persentasi perubahan jumlah barang yang ditawarkan di bagi dengan Persentasi perubahan harga<br /><br />Macam elastis penawaran<br />1. elastis sempurna<br />2. elastis tidak sempurna<br />3. tidak elastis<br />4. elastis<br />5. elastis uniter<br /><br />Kasus 2<br /><br />Teori Kardinal<br />1. Kegunaan dapat dihitung secara<br />nominal disebut util.<br />2. Keputusan mengkonsumsi<br />berdasarkan perbandingan harga<br />dengan manfaat yang diperoleh.<br />3. Total utility merupakan kegunaan<br />yang diperoleh dari konsumsi dan<br />Marginal utility adalah tambahan<br />kegunaan karena<br />tambahankonsumsi 1 unit.<br />4. Total uang yang dikeluarkan<br />adalah jumlah unit dikali harga<br />satuan.<br />5. Kepuasan maksimum terjadi saat<br />Mux=Px<br /><br />Contoh : Kepuasaan dimana setiap orang memiliki penilaian yang berbeda, misal harga barang itu bernilai rendah,sedang,dan tinggi.<br /><br />Teori ordinal<br />Pendekatan marjinal utility, dinilai mempunyai kelemahan, karena menggangap nilai utility dapat diukur dengan angka-angka. Kepuasan adalah suatu yang tidak mudah diukur sehingga tidak mungkin diukur dengan angka-angka. Untuk mengetahui kelemahan itu Sir John R. Hicks menggembangkan pendekatan baru, yang dikenal dengan pendekatan kurva kepuasan sama (indifference curve).<br />Dalam pendekatan ini digunakan anggapan:<br /><br />a. konsumen memounyai pola prefrensi terhadap barang-barang konsumsi (misalnya barang x dan y) yang bias dinytakan dalam bentuk peta kurve kepuasan sama atau kumpulan dari kurva kepuasan sama.<br />b. Konsumen mempunyai jumblah uang tertentu/ pendapatan tertentu.<br />c. Konsumen selalu berusaaha untuk mencapai kepusan maksimal.<br />Menurut koutsoyiannis, asumsi untuk teori indifferece-curves adalah:<br /><br />1. Rasionalitas konsumen diasumsikan rasional: ia berusaha untuk memaksimumkan utilitinya, berdasarkan pendapatannya dan harga pasar tertentu. Ia juga diasumsikan mempunyai penggetahuan yang cukup tentang informasi yang relevan.<br />2. utiliti adalah ordinal, maksutnya konsumen dapat menyusun secara urut (rank) pilihan-pilihanya terhadap berbagai kelompok barang (basket”s of goods) berdasarkan tingkat kepuasan setiap kelompok.<br />3. tingkat supsitusi marginal yang menurun (diminishing marginal rate of substituation). Pilihan-pilihan disusun dalam bentuk kurva indiferen, yang diasumsikan cembung pada titik origin.hal ini menunjukan bahwa slope kurve indiferen adalah menarik<br />4. total utility tergantung dengan kuantitas komoditi yang yang dikonsumsi. Secara matematis ditulis U=f(q1, q2, q3,…..,qn)<br /><br />5. konsumen diasumsikan dalam pilihanya, yaitu jika pada suatu ia memilih kelompok barang A dari pada kelompok barang B, ia tidak akan memilih kelompok barang B dari pada kelompok A.asumsi konstitensi dapat ditulis dengan symbol: jika A>B , maka B>A.<br /><br />Contoh : pembelian baju<br /><br />Kasus 3<br /><br />1. Efek Subtitusi<br />Menurut Sadono Sukirno (1994, 81), menyatakan bahwa sesuatu barang pengganti kepada barang lain tersebut. Kopi dan the adalah barang yang dapat saling menggantikan fungsinya. Seseorang yang suka minum the selalu dapat menerima minuman kopi apabila the tidak ada. Sebaliknya seorang peminum kopi tidak akan menolak meminum the apabila kopi tidak ada. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan. Dengan demikian apabila harga kopi turun maka permintaan terhadap teh akan berkurang. Sebaliknya, apabila harga kopi naik maka permintaan terhadap teh akan meningkat.<br /><br />2. Efek Pendapatan<br />Menurut Sadono Sukirno (1994, 81), menyatakan bahwa pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang. Berdasarkan kepada sifat perubahan permintaan berbagai jenis barang. Berdasarkan kepada sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila pendapatan berubah, berbagai barang dapat dibedakan menjadi empat golongan: barang inferior, barang esensial, barang normal dan barang mewah.zulkiflihttps://www.blogger.com/profile/12447875138254044399noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-24326590932332973472009-05-18T07:05:00.000-07:002009-05-18T07:05:00.000-07:00Nama : Fiqi fatulloh
Nim : 208081000014
Manajeme...Nama : Fiqi fatulloh<br />Nim : 208081000014<br />Manajemen-A (Non regular)<br />Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial <br /><br />1.PENGERTIAN ELASTISITAS<br />Kepekaan atau respon dari jumlah barang yang diminta atau ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.<br /> Elastisitas Permintaan<br />Suatu alat atau konsep yang digunakan untuk mengukur kepekaan derajat kepekaan atau respon perubahan jumlah atau kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan factor yang mempengaruhinya.<br /> <br />Pengaruh bentuk kurva permintaan<br />Harga Harga S0<br /> S0 E0 E1 S1 P0 E0 S1<br />P1 P1 E1 <br /> <br /> D D q0 q1 Kuantitas q0 Kuantitas<br />(i)Kurva permintaan yang relative datar (ii)Kurva permintaan yang relative curam<br />Semakin responsive kuantitas yang diminta terhadap perubahan harga, semakin kurang perubahan harga dan semakin besar perubahan kuantitas yang diperoleh dari pergeseran dalam kurva penawaran. Kedua grafik tersebut dibuat dengan skala yang sama. Keduanya memperlihatkan ekuilibrium awal yang sama dan pergeseran yang sama dalam kurva penawaran. Dalam masing-masing bagian, ekuilibrum awal terjadi pada harga p0 dan autput q0 dan ekuilibrium yang baru terjadi pada p1 dan q1.Pada bagian (i) pengaruh pergeseran penawaran dari S0 dan S1 merupakan penurunan harga sedikit dan kenaikan besar kuantitasnya. Dalam bagian (ii) pengaruh pergeseran identik dalam grafik penawaran dari S0 dan S1 merupakan penurunan harga yang besar dan kenaikan kuantitas yang relative kecil.<br />Rumus untuk mengukur koefisien elastisitas permintaan adalah:<br />ED = persentase perubahan jumlah yang diminta / persentase perubahan harga<br /> Komoditi (1)<br />Persentase<br />Penurunan harga (2)<br />Persentase<br />Kenaikan kuantitas (3)<br />Elastisitas permintaan<br />(2) : (1)<br /> Keju<br />Kemeja pria<br />Radio 12,5<br />2,5<br />0,5 6,25<br />2,50<br />1,00 0,5<br />1,0<br />2,0<br /> Elastisitas permintaan adalah persentase perubahan kuantitas dibagi dengan persentase perubahan harga. Perubahan tersebut didasarkan kepada rata-rata harga dan kuantitas yang terdapat pada table.<br />Ada tiga variable utama yang mempengaruhi yaitu :<br /> Elastisitas harga permintaan <br /> Elastisitas silang<br /> Elastisitas pendapatan<br /><br /> Elastisitas harga permintaan (The price elasticity of demand)<br />Kepekaan atau respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbandingan dari pada persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan presentase perubahan pada harga sesuai dengan hukum permintaan.<br />Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut : <br /><br /> atau <br /><br /> Elastisitas silang (The Cross Price Elasticity Of Demand)<br />Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain,maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan perubahan persentase permintaan dan barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y.<br />Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negative.apabila barang lain tersebut bersifat subtitusi (pengganti) maka tandanya positif.<br />Bentuk umum dari elastisitas silang adalah:<br /><br /> X > 0 Subtitusi<br /><br /><br /><br /> X > 0 Komplementer<br /><br /> Elastisitas pendapatan (the income elasticity of demand)<br />Suatu perubahan peningkatan /penurunan dari pada pendapatan konsumen akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang , besar pengaruhnya tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.<br />Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan, dengan rumus :<br /> atau X <br /><br /><br /><br />3.Pengertian efek subtitusi Dan pendapatan<br />Efek subtitusi (Subtitution Effect) perubahan konsumsi pangan yang diasosiasikan dengan perubahan harga pangan, dengan berpegang pada tingkat utilitas yang konstan. <br />Efek subtitusi meliputi perubahan dalam konsumsi pangan yang terjadi akibat perubahan yang membuat pangan relative lebih murah dari pada sandang.<br />• Efek Pendapatan dan Subtitusi<br />Bagaimana rumah tangga bereaksi terhadap perubahan harga satu jenis barang? Kita akan gunakan saja turunnya harga sebagai contoh.<br />Penurunan harga suatu komoditi dapat membawa akibat pada rumah tangga dalam dua cara. Pertama, oleh karena harga relatif berubah, orang cendrung terangsang untuk membeli lebih banyak komoditi tersebut karena sekarang lebih murah. Kedua ,pendapatan riel rumah tangga naik ,karena ia dapat membeli komoditi lebih banyak <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kurva Efek pendapatan dan subtitusi<br />Sandang (unit perbulan) <br /><br />R<br /><br /><br /><br />C1 A<br /><br /><br />C2 B<br /> D U2<br /><br /> U1<br /><br /> 0 <br /> F1 E S F2 T <br />Pangan(unit perbulan)<br />Efek<br />Subtitusi<br /><br /><br />Efek<br />Pendapatan<br /> <br />Efek Total<br /> <br /><br /><br />Penurunan harga pangan telah berdampak baik pada pendapatan dan subtitusi. Konsumen semula berada pada posisi A, pada garis anggaran RS. Ketika harga pangan jatuh, konsumen meningkat sebesar F1F2 pada waktu konsumen bergerak ke B. Efek subtitusi F1E (diasosiasikan dengan gerakan dari A ke D) mengubah harga relative, pangan dan sandang,tetapi membuat pendapatan riil (kepuasan) konstan . Efek pendapatan EF2 (yang dihubungkan dengan gerakan dari D ke B) menjaga harga relatif konstan, tetapi meningkatkan daya beli. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kuantitas Pakaian perminggu C Kuantitas Pakaian perminggu,C<br />60 a 60 <br /><br /> d<br />40 E0 E1 40<br /> E0<br />30 Perubahan E<br /> Total Efek <br />20 20 subtitusi<br /> <br />0 b ģ 0 b e ģ <br /> 15 20 25 40 60 15 21 40 60<br /><br />Kuantitas Makanan perminggu.F Kuantitas Makanan Perminggu,F<br />(i)Harga macadam turun (ii)Efek subtitusi <br /><br /><br /><br /><br />60 d <br /><br /> <br />40 E0 E1 <br /> E <br /> <br />20 Efek <br /> pendapatan<br /> <br />0 e g <br /> 21 25 40 60 <br />Kuantitas Makanan per Minggu, F <br />(iii)Efek pendapatan<br /><br />Efek pada pilihan rumah tangga sebagai akibat perubahan harga dapat diklasfikasikan kedalam (1) efek subtitusi yang mengukur reaksi terhadap perubahan harga relative ketika daya beli pendapatan tetap konstan,dan (2) efek pendapatan yang mengukur reaksi terhadap perubahan daya beli yang disebabkan oleh perubahan harga.(i) Garis angaran semula adalah ab,dan posisi pilihan rumah tangga adalah E0,Pada E0 konsumsi makanan adalah 15F dan konsumsi makanan adalah 30C .Harga makanan kemudian turun,membawa garis anggaran kea g dan konsumsi kekombinasi yang ditunjukkan dengan E1. Pada E1 konsumsi makanan adalah 25F,dan dengan demikian total perubahan pada permintaan makanan adalah 10F.(ii) Efek subtitusi diperhatikan dengan mengurangi pendapatan nominal sehingga kombinasi semula dapat dibeli dengan baru. Secara grafis,dalam bagian ini mengeser garis anggaran ke de,dimana letaknya pararel dengan ag,tetapi menembusi E0. Efek kombinasi dan perubahan tersebut pada harga dan turunnya pendapatan adalah garis anggaran berotasi melaluli titik konsumsi awal E0 ke E,(iii) Efek pendapatan kemudian diukur dengan mengembalikan pendapatan nominal ketingkat semula menggeser garis anggaran dari de ke ag.<br /><br />2. PRILAKU KONSUMEN<br />1.Pengertian Konsumsi <br />Secara singkat konsumsi sering diartikan sebagai kegiatan memakai,menggunakan,atau memanfaatkan barang atau jasa. Dalam pengertian ekonomi ,konsumsi diartikan sebagai kegiatan manusia mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus.<br />2.Tujuan Konsumsi<br />Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia secara umum bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan setinggi tingginya dan mencapai tingkat kemakmuran. Pada masyarakat modern,tujuan konsumsi sudah berubah bukan hanya sekedar mempertahan kan hidup,tetapi lebih banyak diarahkan untuk kepentingan kesenangan dan harga diri contoh konsumsi barang mewah.<br />3. Utilitas (Utility) Barang dan jasa<br />a. Barang dan jasa <br />Didalam teori ekonomi ,benda-benda yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut barang dan jasa. Dengan demikian,syarat utama yang harus dipenuhi oleh suatu benda untuk disebut barang adalah dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia.<br />Didalam ilmu ekonomi barang dapat dibedakan berdasarkan ketersediaannya, berdasarkan ketahanannya,kegunaanya,hubungan dengan barang lain,berdasarkan jaminan,dan dari proses pembuatanya <br />b.Utilitas Barang / jasa<br />Seringkali kita menggunakan atau memakai suatu produk tertentu ,namun apa saja sebenarnya bentuk bentuk kegunaan dari suatu barang dan jasa yang sering anda manfaatkan?<br />1) Time Utility (berguna karena waktu)<br />2) Place Utility (berguna karena tempat)<br />3) Form Utility (berguna karena bentuk)<br />4) Ownersheep Utility (berguna karena kepemilikan)<br />Dalam penerapan perilaku konsumen menggunakan dua pendekatan yaitu :<br />• Pendekatan Kardinal adalah kepuasan seorang konsumen dapat diukur dengan satuan kepuasan. Misalnya ; mata uang.setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.<br />• Pendekatan Ordinal adalah mengukur kepuasan konsumen dengan angka relatif.geralz_euyhttps://www.blogger.com/profile/07268657665431274025noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-25564276608571532502009-05-18T06:56:00.000-07:002009-05-18T06:56:00.000-07:00Nama : deri sapta
NIM : 208081000036
Kelas : manaj...Nama : deri sapta<br />NIM : 208081000036<br />Kelas : manajemen A<br /><br />1. Coba jelaskan tentang jenis-jenis elastisitas, dan berikanlah contoh kasusnya?<br />2. Dalam perilaku konsumen ada dua pendekatan pengukurannya yaitu teori ordinal dan teori kardinal, coba jelaskan berikut contoh kasusnya?<br />3. Jelaskan tentang efek subtitusi dan pendapatan.?<br /><br />Jawab<br /><br />NO.1<br /> Elastisitas Harga Permintaan<br />Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.<br />Koefisien Elastisitas Permintaan<br />Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :<br />Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,<br />atau <br />Keterangan :<br />ED= Elastisitas permintaan<br />Q2=Kuantitas permintaan setelah perubahan<br />Q1= Kuantitas permintaan awal<br />P2 = Harga setelah perubahan<br />P1 = Harga awal<br />Dalam perhitungan koefisien elastisitas ini, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah mengetahui bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif. Artinya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).<br />Contoh : Apabila harga es krim naik dari $2 menjadi $2,2 dan jumlah pembelian turun dari 10 batang menjadi 8 batang, maka elastsitas permintaan dihitung sebagai berikut : <br />Koefisien sebesar 2,32 menunjukkan bahwa perubahan harga sebesar 1 persen akan menimbulkan perubahan permintaan sebesar 2,32 %. Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif (arahnya berbalikan), yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, vice versa.<br />Jenis-jenis Elastisitas Permintaan<br />Ada lima jenis elastisitas permintaan :<br />1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.<br />2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.<br />3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.<br />4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.<br />5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.<br />Faktor Penentu Elastisitas Permintaan<br />Ada empat faktor utama dalam menentukan elastisitas permintaan :<br />1. Produk substitusi.<br />Semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga.<br />2. Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.<br />Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah.<br />3. Produk mewah versus kebutuhan.<br />Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.<br />4. Jangka waktu permintaan dianalisis.<br />Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke produk lain.<br />Elastisitas dan Total Penerimaan (penjual/produsen)<br />Elastisitas permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen. Hubungan keduanya adalah sebagai berikut :<br />1. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan, vice versa.<br />2. Permintaan tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta < dari prosentase perubahan harga. Oleh karena itu, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.<br />3. Permintaan uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase perubahan harga. Dengan demikian, tidak ada pengaruh terhadap total penerimaan.<br />4. Permintaan elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari prosentase perubahan harga. Oleh karenanya, kenaikan harga akan menurunkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.<br />5. Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan permintaan turun jadi 0. Oleh karenanya, kenaikan harga sekecil apapun akan menghilangkan total penerimaan. Sementara penurunan harga akan menurunkan total penerimaan.<br />Pembuktian akan hubungan antara hubungan antara elastisitas dan total penerimaan ini dapat disimulasikan sendiri dengan menentukan koefisien elastisitas sebuah produk.<br />Elastisitas Permintaan Silang<br />Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :<br /> <br />Keterangan :<br />EA,B = elastisitas silang antara produk A dan B<br />P1B = harga awal produk B<br />P2B = harga produk B setelah perubahan<br />ΔQA = kenaikan permintaan produk A<br />Q1A = kuantitas permintaan awal produk A<br />Q2A = kuantitas permintaan produk A setelah harga produk B berubah<br />ΔPB = kenaikan harga produk B<br />Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :<br />1. Produk substitusi.<br />Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.<br />2. Produk komplementer.<br />Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.<br />Elastisitas Permintaan Pendapatan (pembeli/konsumen)<br />Elastisitas permintaan pendapatan (elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas permintaan merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli. Rumus perhitungannya adalah :<br />Elastisitas pendapatan = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan pendapatan<br />Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :<br />1. Produk normal.<br />Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.<br />2. Produk inferior.<br />Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.<br />P<br /><br /> <br /> <br /><br />0 Q1 Q2 Q<br />Secara matematis<br /> <br />ed = Elastisitas permintaan<br />∆Q =Perubahan quantitas<br />∆P = Perubahan harga<br /><br /><br /><br /><br /><br />NO.2<br />Prinsip teori Utilitas:<br /><br />1.Barang (goods) yang di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi semakin banyak justru mengurangi kenikmatan hidup (bad) tidak dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya penyakit.<br /><br />2.Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi barang, Dengan demikian Utilitas merupakan ukuran manfaat (kepuasan) bg seseorang karena mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi sejumlah barang disebut dengan Utilitas total (Total Utility) Utilitas marjinal (marginal utility) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah satu unit konsumsi barang tertentu.<br /><br />3.Pada teori Utilitas berlaku Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The law of Diminishing marginal utility) yaitu bahwa awalnya sesorang konsumen mengkonsumsi satu unit barang tertentu akan memperoleh atambahan Utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan unit konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan Utilitas (manfaat yang semakin menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas marjinal (MU) mula-mula adalah besar, dan semakin menurun dengan meningkatnya unit barang yang dikonsumsi.<br /><br />4.Pada teori Utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat secara tuntas (complete) menentukan rangking dan ordering pilihan (preference, choice) diantara berbagai paket barang yang tersedia. Konsep ini disebut dengan Transitivity dan rasionalitas. Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau A>C.<br /><br />5.Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka dianggap (diasumsikan) mengetahui persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dsb.<br /><br />Teori Utilitas disebut dengan teori kardinal (pendekatan dengan menggunakan nilai absolut) karena unit kegunaan (unit Utilitas = util) dihitung dalam skala interval, sehingga tingkat kegunaan dapat dijumlahkan menjadi total Utilitas (TU), dan marginal utility (MU)<br />Secara sederhana MU dapat diartikan atau diartikan perubahan total Utilitas karena perubahan 1 unit Q (barang yang dikonsumsi).<br />Misalnya: (Kurva 1)<br /><br />Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai TU terus bertambah hingga jeruk ke-6, sedangkan MU bertambah dengan pola menurun, higa unit jeruk ke-7 nilai MU mencapai 0 yang berarti TU telah maksimal (titik jenuh/ saturation point)<br /><br />Teori kegunaan kardinal ini telah banyak digunakan para ekonom, mengingat sngat sulit untuk mewngukur Utilitas (kegunaan) dari konsumsi suatu paket barang secara kardinal. Teori Utilitas ini diperbaiki oleh Vilvredo Pareto (1906) yaitu dengan skala kardinal menjadi Ordinal<br /><br />Kurva Indiferens / Teori Utilitas Ordinal (The Indifference Curve Approach)<br /><br />Kurva indiferens adalah kurva yang menghubungkan titik-titik tempat kedudukan paket kombinasi konsumsi dua barang yang memberikan tingkat kepuasan (kegunaan) yang sama. (dinilai dalam skala ordinal).<br /><br />Indiferens Curve mempunyai persyaratan:<br /><br />1.Konsistensi (prinsip Transitivity); jika Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau A>C. berarti kurva indeferens tidak saling berpotongan. Titik E pada gambar (b) seolah-olah berpotongan, sebenarnya titik E ada pada salah satu Kurva indiferens . (semakin jauh Kurva indiferens terhadap titik origin maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen A > B > C<br /><br />2.Banyak lebih disuka dari pada sedikit (more is better) juga merupakan alasan rasional sehingga Kurva indiferens yang berada di sisi kanan lebih disuka. (Gambar (c)) titik 2 lebih disuka dari titik 1. titik 4 dan 5 bersifat indiferens terhadap titik 1.<br /><br />3.Tidak harus paralel, karena perubahan Utilitas tidak harus proporsional, tetapi syarat (2) harus dapat dipakai<br /><br />4.Kurva indiferens menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward slopping) dan sembung terhadap titik orogin (convex to origin)<br /><br />Marginal Rate of Substitution (MRS)<br /><br />Jika konsumen ingin meningkatkan konsumsi salah 1 barang maka harus mengurangi kuantitas barang lain yang dikonsumsi. Dalam kasus ini apabila konsumen akan menambah barang x maka harus mengurangi konsumsi barang Y (trade off). Hal ini yang disebut sebagai daya substitusi marginal (Marginal Rate of Substitution (MRS) <br /><br />MRS XY = - <br /><br />U = F (X,Y)<br />du = (dU/dX). dX + (dU/dY). dY = 0<br />du = MUX . dX + MUY. dY =0<br /><br />MUX .dX = -MUY . dy atau <br />(Bertanda negatif berarti miring dari kiri atas ke kanan bawah) <br /><br /><br />Contoh Soal:<br />Dalam mengkonsumsi kopi (X) dan rokok (Y), P. Rames memiliki fungsi kepuasaan total sebagai berikut: <br /><br />TU = 17X + 20Y -2X2 – Y2<br />Bila diketahui bahwa uang yang dianggarkan P. Rames untuk membeli ke-2 barang tersebut adalah Rp. 22.000,- harga kopi adalah Rp. 3000,- dan rokok adalah Rp.4.000,-, tentukanlah:<br />a)Banyaknya kopi dan rokok yang dikonsumsi P. Rames agar ia memperoleh kepuasan maskimal.<br />b)Pada tingkat pembelian soal (a) berapakah besarnya kepuasan total (TU), kepuasan marjinal dari kopi (MUX) dan kepuasan marjinal dari rokok (MUY) yang diperolehnya<br /> <br />. 3 Jelaskan tentang efek subtitusi dan pendapatan?<br />Kurva Permintaan<br />Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dengan kuantitas yang diminta, jika hal-hal lainnya konstan/ceteris paribus. Permintaan ber-slope negatif terhadap harga (hukum permintaan). Dengan kata lain, ketika harga naik permintaan akan turun, dan ketika harga turun permintaan akan naik.<br />Kuantitas permintaan cenderung turun ketika harga naik karena dua alasan dasar :<br /><br />1. Efek substitusi. Naiknya harga suatu produk akan mengakibatkan konsumen mencari substitusi yang harganya tidak naik. Misalnya saja, harga telur bebek naik, maka dapat diganti dengan telur ayam. (Produk substitusi adalah produk-produk yang memiliki fungsi sama/serupa).<br />2. Efek pendapatan. Apabila harga naik sementara pendapatan konsumen tidak berubah, maka daya beli riil konsumen tersebut berkurang.<br />Kuantitas yang diminta semua individu pada setiap tingkat harga dapat dijumlahkan untuk memperoleh permintaan pasar (market demand). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan pasar :<br />1. Rata-rata pendapatan konsumen. Apabila pendapatan naik, setiap orang akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak barang meskipun harga barang tidak berubah.<br />2. Ukuran pasar. Kota yang populasinya lebih besar cenderung akan membeli lebih banyak daripada kota yang populasinya kecil.<br />3. Harga dan ketersediaan produk-produk yang berkaitan. Salah satunya yang penting adalah produk substitusi. Misalnya saja, permintaan akan mobil berukuran sedang akan rendah apabila harga mobil berukuran kecil murah.<br />4. Selera. Berbagai perbedaan sejarah dan budaya akan mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin laku di suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya. Misalnya saja, daging kerbau tidak akan laku di India karena tabu untuk dikonsumsi (kerbau adalah binatang yang mulia di India). Perbedaan ini juga dapat berupa kebutuhan psikologi tertentu, pakaian dan makanan khas daerah, rokok, mobil mewah, dan lain sebagainya.<br />5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya saja, permintaan produk dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang menjelang musim panas, payung menjelang musim hujan, dan transportasi publik ketika harga parkir/bensin sangat mahal.<br />Lima faktor diatas dapat mengakibatkan pergeseran kurva permintaan, karena merupakan faktor-faktor diluar harga. Perhatikan bahwa kenaikan/penurunan harga akan mengakibatkan permintaan berubah di sepanjang kurva permintaan, sedangkan kelima faktor diatas akan mengakibatkan pergeseran kurva permintaan.<br /><br /><br />B. Kurva Penawaran<br />Kurva penawaran menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dengan kuantitas yang ditawarkan (kuantitas yang bersedia diproduksi/dijual), jika hal-hal lainnya konstan/ceteris paribus. Kurva penawaran ber-slope positif, yaitu jika harga naik maka kuantitas penawaran akan bertambah, dan sebaliknya.<br />Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kurva penawaran, yaitu :<br />1. Teknologi. Teknologi berkaitan erat dengan biaya produksi. Perkembangan teknologi cenderung menurunkan biaya produksi. Semakin rendah biaya produksi atas suatu produk, semakin banyak jumlah yang diproduksi/dijual.<br />2. Harga input. Harga input seperti tenaga kerja, mesin, dan material juga sangat mempengaruhi biaya produksi. Semakin rendah harganya, semakin banyak kuantitas yang bersedia diproduksi.<br />3. Harga produk-produk yang berkaitan. Ini terutama berlaku untuk output substitusi yang diproduksi oleh satu perusahaan. Misalnya perusahaan motor memproduksi model A dan B. Jika model A lebih laku dan/atau harganya naik, maka kapasitas untuk memproduksi model B akan dialihkan untuk menambah produksi model A.<br />4. Kebijakan pemerintah. Kebijakan seperti pajak, teknologi yang boleh/tidak boleh digunakan, lingkungan hidup, harga listrik, upah minimum, dan lain-lainnya akan mempengaruhi biaya produksi, dan pada akhirnya empengaruhi kuantitas yang bersedia diproduksi.<br />5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya cuaca mempengaruhi produksi pertanian, dorongan yang tinggi akan inovasi menghasilkan produk inovatif, dls.<br />Sama seperti pada kurva permintaan, perubahan pada kelima faktor ini akan mengakibatkan pergeseran pada kurva penawaran. Kelima faktor ini adalah faktor diluar harga.<br /><br /><br />C. Keseimbangan (Ekuilibrium) Kurva Permintaan dan Penawaran<br />Kurva permintaan dan penawaran memiliki slope yang berlawanan. Apabila kedua kurva tersebut bertemu, yang berarti pada tingkat harga tertentu kuantitas diminta sama dengan kuantitas ditawarkan, maka terjadi keseimbangan (ekuilibrium) di pasar. Harga pada posisi ekuilibrium ini disebut juga harga kliring pasar (market clearing price).geralz_euyhttps://www.blogger.com/profile/07268657665431274025noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-44308961839627901282009-05-18T06:54:00.000-07:002009-05-18T06:54:00.000-07:00Nama : Ghazali mantoro
NIM : 208081000003
Kelas : ...Nama : Ghazali mantoro<br />NIM : 208081000003<br />Kelas : manajemen A<br /><br />1. Coba jelaskan tentang jenis-jenis elastisitas, dan berikanlah contoh kasusnya?<br />2. Dalam perilaku konsumen ada dua pendekatan pengukurannya yaitu teori ordinal dan teori kardinal, coba jelaskan berikut contoh kasusnya?<br />3. Jelaskan tentang efek subtitusi dan pendapatan.?<br /><br />Jawab<br /><br />NO.1<br /> Elastisitas Harga Permintaan<br />Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.<br />Koefisien Elastisitas Permintaan<br />Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :<br />Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,<br />atau <br />Keterangan :<br />ED= Elastisitas permintaan<br />Q2=Kuantitas permintaan setelah perubahan<br />Q1= Kuantitas permintaan awal<br />P2 = Harga setelah perubahan<br />P1 = Harga awal<br />Dalam perhitungan koefisien elastisitas ini, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah mengetahui bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif. Artinya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).<br />Contoh : Apabila harga es krim naik dari $2 menjadi $2,2 dan jumlah pembelian turun dari 10 batang menjadi 8 batang, maka elastsitas permintaan dihitung sebagai berikut : <br />Koefisien sebesar 2,32 menunjukkan bahwa perubahan harga sebesar 1 persen akan menimbulkan perubahan permintaan sebesar 2,32 %. Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif (arahnya berbalikan), yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, vice versa.<br />Jenis-jenis Elastisitas Permintaan<br />Ada lima jenis elastisitas permintaan :<br />1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.<br />2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.<br />3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.<br />4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.<br />5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.<br />Faktor Penentu Elastisitas Permintaan<br />Ada empat faktor utama dalam menentukan elastisitas permintaan :<br />1. Produk substitusi.<br />Semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga.<br />2. Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.<br />Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah.<br />3. Produk mewah versus kebutuhan.<br />Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.<br />4. Jangka waktu permintaan dianalisis.<br />Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke produk lain.<br />Elastisitas dan Total Penerimaan (penjual/produsen)<br />Elastisitas permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen. Hubungan keduanya adalah sebagai berikut :<br />1. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan, vice versa.<br />2. Permintaan tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta < dari prosentase perubahan harga. Oleh karena itu, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.<br />3. Permintaan uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase perubahan harga. Dengan demikian, tidak ada pengaruh terhadap total penerimaan.<br />4. Permintaan elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari prosentase perubahan harga. Oleh karenanya, kenaikan harga akan menurunkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.<br />5. Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan permintaan turun jadi 0. Oleh karenanya, kenaikan harga sekecil apapun akan menghilangkan total penerimaan. Sementara penurunan harga akan menurunkan total penerimaan.<br />Pembuktian akan hubungan antara hubungan antara elastisitas dan total penerimaan ini dapat disimulasikan sendiri dengan menentukan koefisien elastisitas sebuah produk.<br />Elastisitas Permintaan Silang<br />Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :<br /> <br />Keterangan :<br />EA,B = elastisitas silang antara produk A dan B<br />P1B = harga awal produk B<br />P2B = harga produk B setelah perubahan<br />ΔQA = kenaikan permintaan produk A<br />Q1A = kuantitas permintaan awal produk A<br />Q2A = kuantitas permintaan produk A setelah harga produk B berubah<br />ΔPB = kenaikan harga produk B<br />Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :<br />1. Produk substitusi.<br />Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.<br />2. Produk komplementer.<br />Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.<br />Elastisitas Permintaan Pendapatan (pembeli/konsumen)<br />Elastisitas permintaan pendapatan (elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas permintaan merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli. Rumus perhitungannya adalah :<br />Elastisitas pendapatan = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan pendapatan<br />Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :<br />1. Produk normal.<br />Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.<br />2. Produk inferior.<br />Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.<br />P<br /><br /> <br /> <br /><br />0 Q1 Q2 Q<br />Secara matematis<br /> <br />ed = Elastisitas permintaan<br />∆Q =Perubahan quantitas<br />∆P = Perubahan harga<br /><br /><br /><br /><br /><br />NO.2<br />Prinsip teori Utilitas:<br /><br />1.Barang (goods) yang di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi semakin banyak justru mengurangi kenikmatan hidup (bad) tidak dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya penyakit.<br /><br />2.Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi barang, Dengan demikian Utilitas merupakan ukuran manfaat (kepuasan) bg seseorang karena mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi sejumlah barang disebut dengan Utilitas total (Total Utility) Utilitas marjinal (marginal utility) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah satu unit konsumsi barang tertentu.<br /><br />3.Pada teori Utilitas berlaku Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The law of Diminishing marginal utility) yaitu bahwa awalnya sesorang konsumen mengkonsumsi satu unit barang tertentu akan memperoleh atambahan Utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan unit konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan Utilitas (manfaat yang semakin menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas marjinal (MU) mula-mula adalah besar, dan semakin menurun dengan meningkatnya unit barang yang dikonsumsi.<br /><br />4.Pada teori Utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat secara tuntas (complete) menentukan rangking dan ordering pilihan (preference, choice) diantara berbagai paket barang yang tersedia. Konsep ini disebut dengan Transitivity dan rasionalitas. Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau A>C.<br /><br />5.Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka dianggap (diasumsikan) mengetahui persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dsb.<br /><br />Teori Utilitas disebut dengan teori kardinal (pendekatan dengan menggunakan nilai absolut) karena unit kegunaan (unit Utilitas = util) dihitung dalam skala interval, sehingga tingkat kegunaan dapat dijumlahkan menjadi total Utilitas (TU), dan marginal utility (MU)<br />Secara sederhana MU dapat diartikan atau diartikan perubahan total Utilitas karena perubahan 1 unit Q (barang yang dikonsumsi).<br />Misalnya: (Kurva 1)<br /><br />Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai TU terus bertambah hingga jeruk ke-6, sedangkan MU bertambah dengan pola menurun, higa unit jeruk ke-7 nilai MU mencapai 0 yang berarti TU telah maksimal (titik jenuh/ saturation point)<br /><br />Teori kegunaan kardinal ini telah banyak digunakan para ekonom, mengingat sngat sulit untuk mewngukur Utilitas (kegunaan) dari konsumsi suatu paket barang secara kardinal. Teori Utilitas ini diperbaiki oleh Vilvredo Pareto (1906) yaitu dengan skala kardinal menjadi Ordinal<br /><br />Kurva Indiferens / Teori Utilitas Ordinal (The Indifference Curve Approach)<br /><br />Kurva indiferens adalah kurva yang menghubungkan titik-titik tempat kedudukan paket kombinasi konsumsi dua barang yang memberikan tingkat kepuasan (kegunaan) yang sama. (dinilai dalam skala ordinal).<br /><br />Indiferens Curve mempunyai persyaratan:<br /><br />1.Konsistensi (prinsip Transitivity); jika Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau A>C. berarti kurva indeferens tidak saling berpotongan. Titik E pada gambar (b) seolah-olah berpotongan, sebenarnya titik E ada pada salah satu Kurva indiferens . (semakin jauh Kurva indiferens terhadap titik origin maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen A > B > C<br /><br />2.Banyak lebih disuka dari pada sedikit (more is better) juga merupakan alasan rasional sehingga Kurva indiferens yang berada di sisi kanan lebih disuka. (Gambar (c)) titik 2 lebih disuka dari titik 1. titik 4 dan 5 bersifat indiferens terhadap titik 1.<br /><br />3.Tidak harus paralel, karena perubahan Utilitas tidak harus proporsional, tetapi syarat (2) harus dapat dipakai<br /><br />4.Kurva indiferens menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward slopping) dan sembung terhadap titik orogin (convex to origin)<br /><br />Marginal Rate of Substitution (MRS)<br /><br />Jika konsumen ingin meningkatkan konsumsi salah 1 barang maka harus mengurangi kuantitas barang lain yang dikonsumsi. Dalam kasus ini apabila konsumen akan menambah barang x maka harus mengurangi konsumsi barang Y (trade off). Hal ini yang disebut sebagai daya substitusi marginal (Marginal Rate of Substitution (MRS) <br /><br />MRS XY = - <br /><br />U = F (X,Y)<br />du = (dU/dX). dX + (dU/dY). dY = 0<br />du = MUX . dX + MUY. dY =0<br /><br />MUX .dX = -MUY . dy atau <br />(Bertanda negatif berarti miring dari kiri atas ke kanan bawah) <br /><br /><br />Contoh Soal:<br />Dalam mengkonsumsi kopi (X) dan rokok (Y), P. Rames memiliki fungsi kepuasaan total sebagai berikut: <br /><br />TU = 17X + 20Y -2X2 – Y2<br />Bila diketahui bahwa uang yang dianggarkan P. Rames untuk membeli ke-2 barang tersebut adalah Rp. 22.000,- harga kopi adalah Rp. 3000,- dan rokok adalah Rp.4.000,-, tentukanlah:<br />a)Banyaknya kopi dan rokok yang dikonsumsi P. Rames agar ia memperoleh kepuasan maskimal.<br />b)Pada tingkat pembelian soal (a) berapakah besarnya kepuasan total (TU), kepuasan marjinal dari kopi (MUX) dan kepuasan marjinal dari rokok (MUY) yang diperolehnya<br /> <br />. 3 Jelaskan tentang efek subtitusi dan pendapatan?<br />Kurva Permintaan<br />Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dengan kuantitas yang diminta, jika hal-hal lainnya konstan/ceteris paribus. Permintaan ber-slope negatif terhadap harga (hukum permintaan). Dengan kata lain, ketika harga naik permintaan akan turun, dan ketika harga turun permintaan akan naik.<br />Kuantitas permintaan cenderung turun ketika harga naik karena dua alasan dasar :<br /><br />1. Efek substitusi. Naiknya harga suatu produk akan mengakibatkan konsumen mencari substitusi yang harganya tidak naik. Misalnya saja, harga telur bebek naik, maka dapat diganti dengan telur ayam. (Produk substitusi adalah produk-produk yang memiliki fungsi sama/serupa).<br />2. Efek pendapatan. Apabila harga naik sementara pendapatan konsumen tidak berubah, maka daya beli riil konsumen tersebut berkurang.<br />Kuantitas yang diminta semua individu pada setiap tingkat harga dapat dijumlahkan untuk memperoleh permintaan pasar (market demand). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan pasar :<br />1. Rata-rata pendapatan konsumen. Apabila pendapatan naik, setiap orang akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak barang meskipun harga barang tidak berubah.<br />2. Ukuran pasar. Kota yang populasinya lebih besar cenderung akan membeli lebih banyak daripada kota yang populasinya kecil.<br />3. Harga dan ketersediaan produk-produk yang berkaitan. Salah satunya yang penting adalah produk substitusi. Misalnya saja, permintaan akan mobil berukuran sedang akan rendah apabila harga mobil berukuran kecil murah.<br />4. Selera. Berbagai perbedaan sejarah dan budaya akan mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin laku di suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya. Misalnya saja, daging kerbau tidak akan laku di India karena tabu untuk dikonsumsi (kerbau adalah binatang yang mulia di India). Perbedaan ini juga dapat berupa kebutuhan psikologi tertentu, pakaian dan makanan khas daerah, rokok, mobil mewah, dan lain sebagainya.<br />5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya saja, permintaan produk dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang menjelang musim panas, payung menjelang musim hujan, dan transportasi publik ketika harga parkir/bensin sangat mahal.<br />Lima faktor diatas dapat mengakibatkan pergeseran kurva permintaan, karena merupakan faktor-faktor diluar harga. Perhatikan bahwa kenaikan/penurunan harga akan mengakibatkan permintaan berubah di sepanjang kurva permintaan, sedangkan kelima faktor diatas akan mengakibatkan pergeseran kurva permintaan.<br /><br /><br />B. Kurva Penawaran<br />Kurva penawaran menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dengan kuantitas yang ditawarkan (kuantitas yang bersedia diproduksi/dijual), jika hal-hal lainnya konstan/ceteris paribus. Kurva penawaran ber-slope positif, yaitu jika harga naik maka kuantitas penawaran akan bertambah, dan sebaliknya.<br />Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kurva penawaran, yaitu :<br />1. Teknologi. Teknologi berkaitan erat dengan biaya produksi. Perkembangan teknologi cenderung menurunkan biaya produksi. Semakin rendah biaya produksi atas suatu produk, semakin banyak jumlah yang diproduksi/dijual.<br />2. Harga input. Harga input seperti tenaga kerja, mesin, dan material juga sangat mempengaruhi biaya produksi. Semakin rendah harganya, semakin banyak kuantitas yang bersedia diproduksi.<br />3. Harga produk-produk yang berkaitan. Ini terutama berlaku untuk output substitusi yang diproduksi oleh satu perusahaan. Misalnya perusahaan motor memproduksi model A dan B. Jika model A lebih laku dan/atau harganya naik, maka kapasitas untuk memproduksi model B akan dialihkan untuk menambah produksi model A.<br />4. Kebijakan pemerintah. Kebijakan seperti pajak, teknologi yang boleh/tidak boleh digunakan, lingkungan hidup, harga listrik, upah minimum, dan lain-lainnya akan mempengaruhi biaya produksi, dan pada akhirnya empengaruhi kuantitas yang bersedia diproduksi.<br />5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya cuaca mempengaruhi produksi pertanian, dorongan yang tinggi akan inovasi menghasilkan produk inovatif, dls.<br />Sama seperti pada kurva permintaan, perubahan pada kelima faktor ini akan mengakibatkan pergeseran pada kurva penawaran. Kelima faktor ini adalah faktor diluar harga.<br /><br /><br />C. Keseimbangan (Ekuilibrium) Kurva Permintaan dan Penawaran<br />Kurva permintaan dan penawaran memiliki slope yang berlawanan. Apabila kedua kurva tersebut bertemu, yang berarti pada tingkat harga tertentu kuantitas diminta sama dengan kuantitas ditawarkan, maka terjadi keseimbangan (ekuilibrium) di pasar. Harga pada posisi ekuilibrium ini disebut juga harga kliring pasar (market clearing price).geralz_euyhttps://www.blogger.com/profile/07268657665431274025noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-18245766922613358952009-05-18T06:51:00.000-07:002009-05-18T06:51:00.000-07:00Nama :Yudi pariyanto
NIM : 208081000034
Kelas : M...Nama :Yudi pariyanto <br />NIM : 208081000034<br />Kelas : Manajemen A<br /><br />1. Jelaskan tentang elastisitas & macam-macam elastisitas berikan contoh?<br />Pengertian tentang elastisitas<br /> Pada dasarnya dari setiap fungsi dalam ekonomi dapat diturunkan atau dihitung besaran elastisitas dari setiap variabel ekonomi yang berada dalam fungsi tersebut. Dalam suatu fungsi selalu terdapat dua variabel yaitu; variabel tak bebas dan variabel bebas. Elastisitas mengukur persentase perubahan nilai variabel tak bebas,sebagai akibat perubahan 1% dalam nilai variabel bebas tertentu dengan ansumsi nilai dari variabel bebas lain dianggap konstan.<br /><br />Konsep dasar elastisitas<br /> Elastisitas harga dari permintaan atau sering disingkat sebagai elastisitas permintaan merupakan suatu ukuran sensitivitas permintaan konsumen terhadap perubahan harga produk. Elastisitas permintaan ini diukur melalui koefesien elastisitas dimana disimbolkan atau dirumuskan:<br /> <br /> Karena harga produk dan kuantitas yang diminta berhubungan secara negatif(terbalik) maka tanda dari slope parameter harga adalah negatif ( ),sesuai dengan hukum permintaan.maka koefesien elastisitas permintaan adalah Negatif.<br /><br />Elastisitas sempurna nilai absolut ( tak terdefinisi<br />Elastis % nilai absolut >1<br />Elastis Unitary % nilai absolut =1<br />Inelastis % nilai absolut <1<br />Inelastis sempurna nilai absolut =0<br /><br />Teknik perhitungan elastisitas Titik<br /> Elastisitas titik merupakan suatu pengukuran elastisitas permintaan yang dilakukan pada suatu titik tertentu dari kurva permintaan itu.<br /> <br />contoh<br />Jika suatu fungsi permintaan suatu barang XXX didenifisikan melalui persamaan berikut:<br /> <br />berapa koefesien elastisitas permentaa titik pada $10?<br />Maka dapat dihitung:<br /> <br />berati,jika harga produk itu berubah dalam persentase yang kecil dari harga semula 10$ per uinit.maka kuantitas yang diminta akan berkurang 0,167%.<br /><br />Teknik perhitungan elastisitas Busur(interval)<br /> Pada umumnya, interval yang berbeda maupun titk yangberbeda sepanjang suatu kurva permintaan yang sama,memiliki elastisitas permintaan yang berbeda,meskipun kurva pewrmintan itu linear.<br /> Formula yang umum digunakn dalam perhitungan elastisitas interval atau busur adalah: <br />Contoh:<br />Sebagai misal perhitungan elastisitas permintaan pada interval AB (harga13,0 sampai 12,0 dan kuantitas 22,1 sampai 37,1) adalah:<br /> <br />Elastisitas harga silang dari permintaan<br /> Elastisitas harga silang dari permintaan mengukur sensitivitas permintaan untuk suatu produk tertentu terhadap perubahan harga dari produk lain yang berkaitan aapakh sebagai produk subtitusi atau produk komplementer.<br /> Secara metematik elastisitas harga silang itu ditulis sebagai berikut:<br /> <br /> apabila produk X dan Y itu bersifat subtitusi ,maka koefesien elastisitas harga silang ,sedangkan apabila produk X dan Y bersifat komplementer maka koefesien elastisitas harga silang .<br /> Dalam suatu survei pasar yang komprhensif di Jak arta terhadap permintaan televisi berwarna 20 inchi ditemukan fungsi permintaan secara umum dari produk TV sebagai berikut:<br /> <br /> dimana:<br /> = kuantitas permintaan (penjualan) TV berwarna<br /> = harga dari TV berwarna(fungsi banyak)<br /> = harga dari TV berwarna(fungsi terbatas)<br /> = pendapatan konsumen <br />A = pengeluaran iklan untuk produk TV<br /><br />Pada tahun 1996 saat pasar survei ini dilakukan rata-rata harga TV berwarna ukuran 20 inchi (fungsi banyak) di Jakarta adalah Rp1,1 juta rata-rata harga TV (fungsi terbatas) Rp 0,9 juta rata-rata pendapatan konsumen Tv berwarna 20 inchi fungsi banyak adlah Rp 10 juta per tahun, dan total pengeluaran iklan (fungsi banyak) Rp 5 miliyar rupiah. Dalam kasus ini produk Tv berwarna (fungsi terbatas) dapat dianggapsebagai produk subtitusi sebagai produk Tv berwarna (fungsi banyak).<br />Berdasarkan informasi diatas kita dapat menghitung elastisitas harga silang dari permintaan produk Tv berwarna di Jakarta,ke dalam fungsi permintaan yang hanya melibatkan variabel harga produk Tv berwarna.<br /><br />Beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas:<br />a. banyaknya produk subtitusi yang tersedia di pasar pada tingkat harga kompetitif<br />b. Penyesuaian periode waktu<br />c. Masa pakai produk<br />d. Derajat kebutuhan konsumen terhadap produk<br />e. Deajat kejenuhan pasar terhadap produk<br />f. Range penggunaan produk<br />g. Persentase anggaran konsumen yang dibelanjakan.<br /><br />Elastisitas yang diturunkan dari fungsi penawran merupakan suatu konsep yang mengkaji perilaku produsen dalam menawarkan produk di pasar. Elastisitas harga dari penawaran mengukur sensitivitas dari penwaran produk oleh produsen terhadap perubahan harga produk itu di pasar, dan didenfinisikan sebagai rasio persentase perubahan kuantitas produk yang ditawarkan terhadap persentase perubahan harga produk itu di pasar.<br />Koefesien elastisitas<br />Elastisitas titik<br /><br />P<br /><br /> <br /> <br /><br />0 Q1 Q2 Q<br />Secara matematis<br /> <br />ed = Elastisitas permintaan<br />∆Q =Perubahan quantitas<br />∆P = Perubahan harga<br />2. Dalam perilaku konsumen ada dua pendekatan pengukurannya yaitu teori ordinal dan teori kardinal, coba jelaskan berikut contoh kasusnya?<br /><br />Prinsip dasar kepuasan konsumen<br />Tujuan utama konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk yang dijual di pasar adalah memaksimumkan Kepuasan total. Para ahli menyebut kepuasn total ini sebagai Utilitas total. Dari konsumen yang diperoleh ketika mengkonsumsi suatu produk. Pada dasarnya kepuasan konsumen dapat didenifisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan,keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui produk yang di konsumsi.<br />Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen:<br />1. kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan konsumen eika sedang mencoba melakukan tansaksi dengan produsen.<br />2. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan ataupun pesaingnya.<br />3. Penglaman dari teman-teman dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang ingin di konsumsi.<br />4. Komunikasi melalui iklan atau pemasaran juga mempengaruhi persepsi konsumen.<br /><br />Karakteristik produk yang diinginkan konsumen<br /> Pada umumnya konsumen mengingkan produk yang memiliki karakteristik seperti:<br />a. karekteristi lebih cepat(faster) berkaitan dengan dimensi waktu yang menggambarkan kecepatan dan kemudahan atau kenyamanan untuk memperoleh produk itu.<br />b. Karakteristik lebih murah(cheaper) berkaitan dengan dimensi biaya yang mengambarkan harga atau ongkos dari suatu produk yang harus dibayar oleh konsumen.<br />c. Karakteristik lebih baik (Better) berkaitan dengan kualitas produk yang dalam hal hal ini sulit digambarkan secara tepat.<br /><br /><br />Contoh: sebagai misal seorang konsumen mobil mungkin lebih suka membeli TOYOTA KIJANG (berharga $40 juta per unit) di bandingkan membeli ISUZU PANTHER ($38 juta per unit),karena pad toyota kijang ditemukan lebih banyak karakteristi seperti; kemudahan perawatan, kenyamanan dalam mengemudi,pelayanan purna jual,model,ergonomis,ruang dalam yang lebih luas harga jual kembali lebih tinggi, dll. Dengan demikian model atribut adalah preferensi konsumen untuk produk merk A dibandinkan produk merk B,bersumber pada kenyataan bahwa konsumen memperoleh banyak utilitas(kepuasan) terhadap beberapa atribut yang dipertimbangkan dalam produk merk A itu.<br /> <br /> Nilai-nilai utillitas total itu apabila di hubungkan dengan tingkat konsumsi dari konsumen per periode waktu,akan menghasilkan fungsi utilitas total dan di notasikan sebagai TU=f(X) dimana TU adalah utilitas total yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk, X adalah kuantitas permintaan suatu produk.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Pendekatan Utilitas atau Teori Utilities Cardinal ( Teori Neo Clasic )<br />Pada pendekatan ini memiliki asumsi sebagai berikut :<br />• Utility dapat diukur secara kardinal<br />• Hukum Gossen tetap berlaku ( Jika konsumsi barang ditambah terus menerus maka kenikmatanya akan terus menerus berkurang atau MU setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan menurun )<br />Bila dipandang dari segi Utility maka dapat diartikan sebagai berikut :<br />TOTAL UTILITY (TU)<br />Yaitu jumlah keseluruhan utility yang didapat dari mengkomsumsi berbagai jumlah barang x. ( Nilai Utility diperkirakan sendiri )<br />MARGINAL UTILITY (MU)<br />Yaitu suatu perubahan naik atau turun pada suatu total utility akibat bertambahnya atau pertambahan satu unit barang x yang dikonsumsi. Rumus MU=TU2-TU1 / Q2-Q1<br />AVERAGE UTILITY<br />Yaitu total utility dibagi dengan jumlah barang yang dikonsumsi. Rumus AU=TU/Q<br />Dan dari beberapa pengertian Utility di atas maka yang paling penting bagi perilaku konsumen adalah MARGINAL UTILITY (MU) untuk menentukan tingkat konsumsi dari suatu konsumen (Kepuasan Maksimum)<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Prinsip teori Utilitas:<br /><br />1.Barang (goods) yang di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi semakin banyak justru mengurangi kenikmatan hidup (bad) tidak dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya penyakit.<br /><br />2.Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi barang, Dengan demikian Utilitas merupakan ukuran manfaat (kepuasan) bg seseorang karena mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi sejumlah barang disebut dengan Utilitas total (Total Utility) Utilitas marjinal (marginal utility) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah satu unit konsumsi barang tertentu.<br /><br />3.Pada teori Utilitas berlaku Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The law of Diminishing marginal utility) yaitu bahwa awalnya sesorang konsumen mengkonsumsi satu unit barang tertentu akan memperoleh atambahan Utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan unit konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan Utilitas (manfaat yang semakin menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas marjinal (MU) mula-mula adalah besar, dan semakin menurun dengan meningkatnya unit barang yang dikonsumsi.<br /><br />4.Pada teori Utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat secara tuntas (complete) menentukan rangking dan ordering pilihan (preference, choice) diantara berbagai paket barang yang tersedia. Konsep ini disebut dengan Transitivity dan rasionalitas. Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau A>C<br />.<br />5.Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka dianggap (diasumsikan) mengetahui persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Contoh kasus<br />Pendapatan seorang individu dalam setahun adalah 100$ per tahun sebelum masa pension dan 60$ per tahun setelah masa pension dan bahwa tabungan netto selama dua periode itu adalah nol. Jika orang tersebutdapat meminjam dari pendapatannya di masa datang atau meminjam dari pendapatannya sekarang pada suku bunga 5%.<br />a. cari persamaan dan grafik kendala anggaran tersebut antara periode 1 dan 2?<br />b. Jika orang tersebut berada pada ekuilibrium dengan mentransfer pendapatan sebesar 20$ dari pertama dan kedua,buat gambar yang menunjukan tersebut.<br /> $ 165 kemiringan garis anggaran $165<br /> 165/157,14=(-)1,05 <br /> 60 A 81 E<br /> 60<br /><br /> 0 100 157,14$ 0 80 157,14 periode1 pendapatan dan konsumsi periode2 pendapatan dan konsumsi<br /> <br />a) jika individu ini meminjam semua pendapatan pada periode 2 untuk di belanjakan dalam periode 1 tingkat pengeluaran periode 1 akan menjadi 157,14$ (100$ + 60$/1,05$). Di pihak lain jika individu meminjam semua pendapatan pada periode 1,pengeluaran pada periode 2 akan menjadi 165$ [60 + (100$ x 1,05$)]. Seperti grafik pada periode 1<br />b) agar pada posisi ekuilibrium dengan meminjam 20$ dari pendapatannya periode 1. pada grafik periode 2 diperlihatkan titik ekuilibrium tingkat subtitusi marjinal dari konsumsi sekarang atau ke konsumsi masa depan dengan suku bunga 5%. Konsumsi individu adalah 80$ dalam periode 1 dan 81$ [60$ + (20$x1,05$)].<br /><br />Teori Permintaan konsumen dengan kalkulus<br />Dari fungsi dimana X dan Y masing-masing mengacu pada jumlah komoditi X dan Y.<br />Dengan menggunakan diferensial total dan menyamakan dengan Nol (karena utilitas dipertahankan tidak berubah sepanjang kurva indeferen)<br /> <br />(catatan : =simbol matematik untuk derivatif parsial)<br />jadi,pernyataan matematis untuk kemiringan absolut kurva indevferen adalah:<br /> <br /> <br />3.Efek Pendapatan dan Efek Substitusi<br /><br /> Efek Substitusi, bilamana terjadi kenaikan harga barang X akan menyebabkan naiknya permintaan barang Y.<br /> Efek Pendapatan, Naiknya harga barang X berakibat penurunan relatif pendapatan konsumen.<br /><br /> Y<br /> <br /><br /><br /> A IC2<br /> B IC1<br /> C<br /><br /><br /><br /> 0<br /> X1 X2 X3 A1 A2 A3 Xgeralz_euyhttps://www.blogger.com/profile/07268657665431274025noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-55030478268845269562009-05-18T06:43:00.000-07:002009-05-18T06:43:00.000-07:00Ujian Tengah Semester (UTS)
Teori Ekonomi Mikro
Do...Ujian Tengah Semester (UTS)<br />Teori Ekonomi Mikro<br />Dosen : Indo Yama Nasarudin, SE, MAB<br /><br />Maharya Adhilaksa<br />Manajemen-A<br />Non-Reguler<br />Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial<br />Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta<br />2009<br /><br />Soal<br /><br />1. Jelaskan tentang elastisitas & macam-macam elastisitas? Sertakan contoh!<br />2. Sebutkan tentang teori konsumen? Bandingkan teori tersebut!<br />3. Jelaskan tentang efek substitusi & efek pendapatan & berikan contohnya ?<br /><br /><br />Jawaban<br /> <br />1. Elastisitas adalah suatu bilangan yang menginformasikan kepada kita persentase perubahan yang terjadipada suatu variabel sebagai reakasi terhadap perubahan 1 persen pada variabel lain. Misalnya, elastisitas permintaan terhadap harga mengukur kepekaan jumlah permintaan terhadap harga yang ,menginformasikan kepada kita persentase perubahan yang terjadi dalam jumlah permintaan untuk suatu barang karena harga barang itu naik 1 persen.<br />Macam-macam elastisitas :<br />• Elastisitas harga permintaan, elastisitas harga permintaan dapat dinyatakan sebagai : Ep = ( % ∆Q)/(%∆P).<br />• Elastisitas permintaan terhadap pendapatan. Persentase perubahan jumlah permintaan Q karena peningkatan pendapatan I sebesar 1 persen. contoh, karena mentega dan margarin dapat dengan mudah saling menggantikan, permintaan untuk barang yang satu tergantung dari harga barang lain. Elastisitas silang permintaan terhadap harga mengacu pada persentase perubahan dalam jumlah permintaan suatu barang karena kenaikan 1 persen pada harga barang lain. <br />E1= ∆Q/Q = I∆Q<br /> ∆I/I Q∆I<br /><br />Macam-macam elastisitas permintaan.<br />1. In Elastis Sempurna (E = 0)<br /> Permintaan in elastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan.<br />E = 0, artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan.<br />Contoh: obat-obatan pada waktu sakit<br /><br /><br /><br />Perhatikan kurva di bawah ini!<br /> <br />Pada kurva in elastisitas sempurna, kurvanya akan sejajar dengan sumbu Y atau P.<br />2. In Elastis (E < 1)<br /> Permintan in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan.<br />E < 1, artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil.<br />Contoh: permintaan terhadap beras.<br /> <br /><br />3. Elastis Uniter (E = 1)<br /> Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga.<br />E = 1, artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama.<br />Contoh: barang-barang elektronik.<br /> <br /><br />4. Elastis (E > 1)<br /> Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga.<br />E > 1, artinya perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar.<br />Contoh: barang mewah.<br /> <br /><br />5. Elastis Sempurna ( E = ~ )<br /> Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perubahan harga.<br />Kurvanya akan sejajar dengan sumbu Q atau X.<br />E = ~ , artinya bahwa perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah permintaan.<br />Contoh: bumbu dapur.<br /> <br /><br /><br />• Elastisitas penawaran. Elastisitas penawaran dirumuskan sama. Elastisitas penawaran terhadap harga adalah presentase perubahan dalam jumlah penawaran karena peningkatan harga 1 persen dalam harga. Elastisitas penawaran dapat juga dihubungkan dengan variabel-variabel seperti suku bunga, upah, dan harga bahan baku dan barang-barang lain yang dipakai untuk membuat produk tersebut.<br />• Elastisitas jangka pendek & Elastisitas jangka panjang. Dalam menganalisis permintaan dan penawaran terlebih dahulu kita harus mengetahui berapa lama waktu yang diberikan sebelum mengukur perubahan jumlah permintaan dan penawaran.<br /><br /><br />2. Biasanya rumah tangga menggunakan garis yang disebut garis anggaran, yang merupakan makanan dan pakaian yang dapat dibeli. Garis ini menunjukan semua kombinasi komoditi yang tersedia. Teori Konsumsi<br />Setiap orang atau keluarga mempunyai skala kebutuhan yang dipengaruhi oleh pendapatan. Kondisi pendapatan seseorang akan mempengaruhi tingkat konsumsinya. Makin tinggi pendapatan, makin banyak jumlah barang yang dikonsumsi. Sebaliknya, makin sedikit pendapatan, makin berkurang jumlah barang yang dikonsumsi. Bila konsumsi ingin ditingkatkan sedangkan pendapatan tetap, terpaksa tabungan digunakan akibatnya tabungan berkurang. <br />Dapat dicontohkan, misalnya seorang siswa diberikan uang saku oleh orang tuanya sebulan Rp. 100.000. Dia harus bisa mengatur keuangan tersebut agar cukup untuk satu bulan, mulai untuk uang transport, untuk jajan, membeli alat-alat tulis dan menyisihkan untuk menabung, diluar dari uang sekolah tentunya. Bila ternyata suatu ketika uang yang Rp. 100.000 tersebut tidak cukup, maka ia dapat menggunakan tabungannya untuk memenuhi keperluannya yang masih kurang. <br />Demikian pula kemampuan untuk investasi, bila tingkat bunga tinggi masyarakat terdorong untuk lebih banyak menabung dan mengurangi konsumsi. Sebaliknya, bila tingkat bunga rendah orang lebih cenderung menaikkan konsumsi.<br />Contoh sederhananya, pada saat terjadi krisis moneter tahun 1999 orang berlomba-lomba untuk menarik uangnya dari bank dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk mengatasi hal ini pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan menaikkan nilai suku bunga bank dengan harapan orang akan tergoda untuk menabungkan kembali uangnya ke bank karena tingkat suku bunga yang besar.<br /> Dalam perilaku konsumen terdapat 2 jenis pendekatan yaitu :<br />• Pendekatan Kardinal adalah kepuasan suatu konsumen dalam mengkonsumsi suatu jenis barang dapat diukur dengan suatu kepuasan.<br />• Pendekatan Ordinal adalah mengukur kepuasan konsumen dengan angka relatif.<br />3. Efek Substitusi adalah perubahan konsumsi pangan yang diasosiasikan dengan perubahan harga pangan, dengan tingkat utilitas selalu dijaga agar tetap konstan. Efek substitusi meliputi perubahan dalam konsumsi pangan yang terjadi akibat perubahan yang membuat pangan relatif lebih murah dari pada sandang. Efek Pendapatan adalah perubahan dalam konsumsi sebuah barang akibat naiknya daya beli, dengan harga relatif konstan.geralz_euyhttps://www.blogger.com/profile/07268657665431274025noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-46560700507157073962009-05-18T06:33:00.000-07:002009-05-18T06:33:00.000-07:00UTS Ekonomi Mikro
Manajemen A non Reg
Andi geralz
...UTS Ekonomi Mikro<br />Manajemen A non Reg<br />Andi geralz<br />208081000019<br /><br />Soal I<br />Elastisitas adalah suatu bilangan yang menginformasikan persentase perubahan yang terjadi pada suatu variabel sebagai reakasi terhadap perubahan 1 persen pada variabel lain. Misalnya, elastisitas permintaan terhadap harga mengukur kepekaan jumlah permintaan terhadap harga yang ,menginformasikan kepada kita persentase perubahan yang terjadi dalam jumlah permintaan untuk suatu barang karena harga barang itu naik 1 persen.<br />Macam-macam elastisitas :<br />Elastisitas harga permintaan, elastisitas harga permintaan dapat dinyatakan sebagai : Ep = ( % ∆Q)/(%∆P).<br />Elastisitas permintaan terhadap pendapatan. Persentase perubahan jumlah permintaan Q karena peningkatan pendapatan I sebesar 1 persen. contoh, karena mentega dan margarin dapat dengan mudah saling menggantikan, permintaan untuk barang yang satu tergantung dari harga barang lain. Elastisitas silang permintaan terhadap harga mengacu pada persentase perubahan dalam jumlah permintaan suatu barang karena kenaikan 1 persen pada harga barang lain. <br />E1= ∆Q/Q = I∆Q<br /> ∆I/I Q∆I<br /><br />Macam-macam elastisitas permintaan.<br />1. In Elastis Sempurna (E = 0)<br /> Permintaan in elastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan.<br />E = 0, artinya bahwa perubahan sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan.<br />2. In Elastis (E < 1)<br /> Permintan in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan.<br />E < 1, artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil.<br />Contoh: permintaan sembako<br />3. Elastis Uniter (E = 1)<br /> Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga.<br />E = 1, artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan yang sama.<br />Contoh: televisi dan radio<br />4. Elastis (E > 1)<br /> Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari perubahan harga.<br />E > 1, artinya perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar.<br />Contoh: mobil mewah.<br />5. Elastis Sempurna ( E = ~ )<br /> Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perubahan harga.<br />Kurvanya akan sejajar dengan sumbu Q atau X.<br />E = ~ , artinya bahwa perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah permintaan.<br /><br /><br /><br />Soal II<br />a. Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach). Menurut pendekatan ini,<br />daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai<br />atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga<br />mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka<br />akan semakin diminati. Asumsi dari pendekatan ini adalah:<br /><br />1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan<br />kepuasannya dengan batasan pendapatannya.<br />2. Diminishing marginal utility, artinya tambahan utilitas yang diperleh<br />konsumen makin menurun dengan bertambanya konsumsi dari komoditas<br />tersebut.<br />3. Pendapatan konsumen tetap<br />4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap.<br />5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna<br />dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing<br />barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna<br />X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn<br />dan sebaliknya.<br />b. Pendekatan Ordinal. Dalam pendekatan ini daya guna suatu barang<br />tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan<br />tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.<br />Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu<br />kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang<br />memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:<br /><br />1. Konsumen rasional<br />2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun<br />berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna<br />3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu<br />4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum<br />5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena<br />A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya<br />6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B<br />lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C<br /><br />soal III<br />Efek Substitusi adalah perubahan konsumsi pangan yang diasosiasikan dengan perubahan harga pangan, dengan tingkat utilitas selalu dijaga agar tetap konstan. Efek substitusi meliputi perubahan dalam konsumsi pangan yang terjadi akibat perubahan yang membuat pangan relatif lebih murah dari pada sandang. Efek Pendapatan adalah perubahan dalam konsumsi sebuah barang akibat naiknya daya beli, dengan harga relatif konstan.<br /><br />Kurva Permintaan<br />Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dengan kuantitas yang diminta, jika hal-hal lainnya konstan/ceteris paribus. Permintaan ber-slope negatif terhadap harga (hukum permintaan). Dengan kata lain, ketika harga naik permintaan akan turun, dan ketika harga turun permintaan akan naik.<br />Kuantitas permintaan cenderung turun ketika harga naik karena dua alasan dasar :<br /><br />1. Efek substitusi. Naiknya harga suatu produk akan mengakibatkan konsumen mencari substitusi yang harganya tidak naik. Misalnya saja, harga telur bebek naik, maka dapat diganti dengan telur ayam. (Produk substitusi adalah produk-produk yang memiliki fungsi sama/serupa).<br />2. Efek pendapatan. Apabila harga naik sementara pendapatan konsumen tidak berubah, maka daya beli riil konsumen tersebut berkurang.<br />Kuantitas yang diminta semua individu pada setiap tingkat harga dapat dijumlahkan untuk memperoleh permintaan pasar (market demand). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan pasar :<br />1. Rata-rata pendapatan konsumen. Apabila pendapatan naik, setiap orang akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak barang meskipun harga barang tidak berubah.<br />2. Ukuran pasar. Kota yang populasinya lebih besar cenderung akan membeli lebih banyak daripada kota yang populasinya kecil.<br />3. Harga dan ketersediaan produk-produk yang berkaitan. Salah satunya yang penting adalah produk substitusi. Misalnya saja, permintaan akan mobil berukuran sedang akan rendah apabila harga mobil berukuran kecil murah.<br />4. Selera. Berbagai perbedaan sejarah dan budaya akan mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin laku di suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya. Misalnya saja, daging kerbau tidak akan laku di India karena tabu untuk dikonsumsi (kerbau adalah binatang yang mulia di India). Perbedaan ini juga dapat berupa kebutuhan psikologi tertentu, pakaian dan makanan khas daerah, rokok, mobil mewah, dan lain sebagainya.<br />5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya saja, permintaan produk dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang menjelang musim panas, payung menjelang musim hujan, dan transportasi publik ketika harga parkir/bensin sangat mahal.<br />Lima faktor diatas dapat mengakibatkan pergeseran kurva permintaan, karena merupakan faktor-faktor diluar harga. Perhatikan bahwa kenaikan/penurunan harga akan mengakibatkan permintaan berubah di sepanjang kurva permintaan, sedangkan kelima faktor diatas akan mengakibatkan pergeseran kurva permintaan.<br /><br /><br />B. Kurva Penawaran<br />Kurva penawaran menunjukkan hubungan antara harga suatu produk dengan kuantitas yang ditawarkan (kuantitas yang bersedia diproduksi/dijual), jika hal-hal lainnya konstan/ceteris paribus. Kurva penawaran ber-slope positif, yaitu jika harga naik maka kuantitas penawaran akan bertambah, dan sebaliknya.<br />Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kurva penawaran, yaitu :<br />1. Teknologi. Teknologi berkaitan erat dengan biaya produksi. Perkembangan teknologi cenderung menurunkan biaya produksi. Semakin rendah biaya produksi atas suatu produk, semakin banyak jumlah yang diproduksi/dijual.<br />2. Harga input. Harga input seperti tenaga kerja, mesin, dan material juga sangat mempengaruhi biaya produksi. Semakin rendah harganya, semakin banyak kuantitas yang bersedia diproduksi.<br />3. Harga produk-produk yang berkaitan. Ini terutama berlaku untuk output substitusi yang diproduksi oleh satu perusahaan. Misalnya perusahaan motor memproduksi model A dan B. Jika model A lebih laku dan/atau harganya naik, maka kapasitas untuk memproduksi model B akan dialihkan untuk menambah produksi model A.<br />4. Kebijakan pemerintah. Kebijakan seperti pajak, teknologi yang boleh/tidak boleh digunakan, lingkungan hidup, harga listrik, upah minimum, dan lain-lainnya akan mempengaruhi biaya produksi, dan pada akhirnya empengaruhi kuantitas yang bersedia diproduksi.<br />5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya cuaca mempengaruhi produksi pertanian, dorongan yang tinggi akan inovasi menghasilkan produk inovatif, dls.<br />Sama seperti pada kurva permintaan, perubahan pada kelima faktor ini akan mengakibatkan pergeseran pada kurva penawaran. Kelima faktor ini adalah faktor diluar harga.<br /><br /><br />C. Keseimbangan (Ekuilibrium) Kurva Permintaan dan Penawaran<br />Kurva permintaan dan penawaran memiliki slope yang berlawanan. Apabila kedua kurva tersebut bertemu, yang berarti pada tingkat harga tertentu kuantitas diminta sama dengan kuantitas ditawarkan, maka terjadi keseimbangan (ekuilibrium) di pasar. Harga pada posisi ekuilibrium ini disebut juga harga kliring pasar (market clearing price).geralz_euyhttps://www.blogger.com/profile/07268657665431274025noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-79506183093677410292009-05-18T04:36:00.000-07:002009-05-18T04:36:00.000-07:00NAMA:NURCHAIRANI
KELAS:MANAJEMEN B
PROGRAM:NON-REG...NAMA:NURCHAIRANI<br />KELAS:MANAJEMEN B<br />PROGRAM:NON-REGULER<br />NIM:208081000038<br /><br />JAWABAN<br />REFERENSI DARI CASE AND FAIR.<br />1.ELASTISITAS UNITER (E=1)<br /> JUMLAH YANG DIMINTA NAIK 20%, HARGA YANG DI-<br /> MINTA PUN NAIK 20 %.<br />2.ELASTISITAS PERMINTAAN (E>1)<br /> JUMLAH BARANG YANG DIMINTA BERUBAH KARENA <br /> PERUBAHAN HARGA.<br /> BAGIAN TINGKAT HARGA (P)BERUBAH NAMUN Q <br /> (KUANTITAS)NYA TETAP (0).<br />3.PERMINTAAN INELASTIS SEMPURNA (E=0)<br /> BERAPA PUN JUMLAH HARGA BARANG NYA BERUBAH, <br /> JUMLAH BARANG YANG DIMINTA PUN TIDAK BERUBAH<br />4.ELASTIS (E>1)<br /> HARGA BERUBAH SEDIKIT SAJA,JUMLAH YANG DI-<br /> MINTA BERUBAH LEBIH BESAR DARI YANG DIMINTA.<br /> CONTOH:PAKAIAN, SEPATU, SANDAL.<br />5.PERMINTAAN INELASTIS (E<1)<br /> PERUBAHAN HARGA MASIH LEBIH SEDIKIT TERHADAP<br /> PERUBAHAN PERMINTAAN.<br />6.ELASTISITAS SEMPURNA (E=~)<br /> JIKA HARGA TETAP,JUMLAH YANG DIMINTA PUN <br /> TETAP DAN MENINGKAT, JIKA HARGA NAIK JUMLAH <br /> YANG DIMINTA AKAN TURUN.<br />MACAM-MACAM ELASTISITAS<br />A.ELASTISITAS PERMINTAAN<br />B.ELASTISITAS PENAWARAN<br />C.ELASTISITAS SILANG DAN PENDAPATAN<br />D.ELASTISITAS HARGA <br /> ELASTISITAS SILANG (EP=0)<br /> MISALNYA:<br /> EC=%BANYAK NYA JUMLAH X DIBAGI % BANYAKNYA <br /> HARGA BARANG X<br /> CTH:HARGA BARANG X 100 NAIK MENJADI 120 DAN <br /> HARGA Y 150 SEDANGKAN TURUN MENJADI 120 JML <br /> BARANG YANG DIMINTA X SEMULA 50 KEMUDIAN <br /> TURUN MENJADI 30 SAMA DENGAN HARGA 120<br /> ELASTISITAS UNTUK GARAM,ADALAH 0, DALAM <br /> ELASTISITAS SIALNG ORANG TIDAK AKAN BERALIH.<br /> ELASTISITAS HARGA<br /> CTH KASUS: HARGA DAGING SAPI NAIK PER-<br /> MINTAAN TERHADAP DAGING SAPI TURUN,MEMBUAT <br /> PERMINTAAN TERHADAP DAGING AYAM MENJADI <br /> MENINGKAT.<br />2.TEORI KARDINAL<br /> YANG PENING PUAS TERHADAP SUATU PRODUK.<br /> MEMBANDINGKAN, TAPI KEPUASAANNYA SAMA,DAN <br /> NILAI KEPUASAANNYA TIDAK BISA DIUKUR.<br /> TEORI ORDINAL<br /> NILAI KEPUASAN BISA DIUKUR, DAN DAPAT BISA <br /> DINILAI.<br /> DALAM KURVA ORDINAL INTER INCOME COMSUMSI CURVE BARANG KOMPLEMENTER TIDAK BERLAKU.<br /> DALAM TEORI INI, PERTEMUAN TITIK A DAN B ADALAH TITIK KEPUASAN MAKSIMUM.DAN BARANG INFERIOR PUN DIKATAKAN BARANG KELAS RENDAH TERGANTUNG KEPUASAN INDIVIDU YANG MENJADIKAN SESEORANG INFERIOR KETIKA PENDAPATAN NAIK.<br />DALAM RUMUS MARGINAL UTILITY<br />MRSxy = -PX/PY<br />DENGAN CONTOH:<br />JIKA HARGA KOPI NAIK MAKA PERMINTAAN TEH PUN NAIK DAN BARANG-BARANG YANG DIKUANTIFISER BISA DITENTUKAN NILAI X<br />DAN DLM TEORI INI TERDAPAT CIRI BARANG NORMAL.<br />PENDAPATAN NAIK HARGA NAIK<br />PENDAPATAN NAIK HARGA SUBTITUSI TIDAK NAIK<br /><br />3.KASUS 3.<br /> EFEK PENDAPATAN DAN SUBTITUSI<br /> DILIHAT DARI EFEK SUBTITUSI DR A KE B, <br /> TERJADI PERUBAHAN HARGA DI C MEMBUAT PER-<br /> MINTAAN TURUNNYA HARGA X MEMBUAT ORANG LEBIH<br /> MEMILIH BARANG A DIBANDING BARANG B.<br /> EFEK PENDAPATAN.<br /> DIKARENAKAN ADANYA PERGESERAN PENDAPATAN <br /> YANG NAIK.SEOLAH-OLAH TERJADI KENAIKKAN PEN-<br /> DAPATAN, TAPI DAYA BELINYA MAKIN NAIK.<br /> PENDAPATAN NAIK JADI BARANG YANG DIMINTA X<br /> DAN Y BISA NAIK PULA MENJADI HARGA REAL<br /> DALAM EFEK INI<br /> ADANYA CETERIS PARIBUS, DENGAN SYARAT ASUMSI<br /> NYA SELAIN FAKTOR HARGA.SELAIN HARGA HUKUM <br /> PERMINTAAN PUN TIDAK BERLAKU.UNTUK HARGA <br /> NAIK JUMLAH YANG DIMINTA TURUN ITU PUN TDK<br /> BERLAKU DALAM CETERIS PARIBUS.chairanihttps://www.blogger.com/profile/04480142136208412578noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-36288200547976591102009-05-18T04:22:00.000-07:002009-05-18T04:22:00.000-07:00JAWABAN NO.1
1. Jenis-jenis elastisitas
• In el...JAWABAN NO.1<br /><br />1. Jenis-jenis elastisitas<br /><br />• In elastisistas sempurna (E=0)<br />Adalah adnya perubahan harga tetapi tidak pengaruhnya tehadap jumlah permintaan. E=1 artinta perubahan harga sama sekali tdak mempengaruhi jumlah permintaan. <br /><br />Contoh kasus: orang sakit yang membutuhkan obat-obatan, karena akan mementingkan kesembuhan dibandingkan harga obat terebut.<br /><br />Kurva:<br /><br />• In elastis (E<1)<br />Adalah perubahan harga dan kurang berpengaruh pada jumlah perubahan permintaan, E<1 artinya perubahan harga yang diikuti perubahan jumlah permintaan reltif kecil.<br /><br />Contoh kasus: beras terhadap masyarakat Indonesia, masyarakat akan memilih makanan pokok utamanya yaitu beras dari pada makanan pokok lainya , walaupun harga beras naik maka, hanya minoritas saja yang membeli makanan pokok lainnya selain beras.<br /><br />Kurva:<br /><br />• Elastis uniter (E=1)<br />Adalah perubahan harga yang sebanding dengan jumlah perubahan permintaan. E=1 artinya perubahan harga akan sama dengan jumlah perubahan permintaan.<br /><br />Contoh kasus: permintaan terhadap barang elektronik, jumlah konsumen akan banyak jika barang tersebut turun dan harga sebelumnya dan jumlah konsumen akan sedikit jika harga barang tersebut naik.Banyak sedikitnya konsumen akan seimbang dengan naik turunnya harga.<br /><br />Kurva:<br /><br />• Elastis (E>1) <br />Adalah perubahan harga yang diikuti jumlah permintaan yang lebih besar, E>1 artinya jumlahnya lebih besar permintaan yang diikuti perubahan harga.<br /><br />Contoh kasus: permintaan terhadap barang mewah seperti mobil, jika harganya turun dari harga sebelumnya maka permintaannya akan bertambah lebih banyak dari sebelumnya.<br /><br />Kurva:<br /><br />• Elastis sempurna<br />Adalah perubahan permintaan yang tidak dipengaruhi sama sekali dengan perubahan harga .E=tak terhinga arinya perubahan harga tidak diakibatkan oleh naik turunnya jumlah permintaan.<br /><br />Contoh kasus: permintaan terhadap bumbu dapur , berapapun kenaikan harganya tidak akan mempengaruhi jumlah permintaan.<br /><br />Kurva:<br /><br /><br /><br />JAWABAN NO.2<br /><br />Teori Pendekatan Kardinal :<br />•Asumsi: Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan (misalnya mata uang.Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (Marginal Utility)Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility),yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.<br /><br />Contoh kasus :<br />Seorang yang setelah berolahraga, disaat itu dia sangat haus. Maka air minum gelas pertama nilainya / marginal utility sangat tinggi dari pada gelas kedua dan seterusnya<br /><br /><br /><br />Teori Pendekatan Ordinal:<br />•Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.<br />•Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).<br />•Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens(kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).<br /><br />Contoh kasus:<br />Misalnya, konsumen yang membeli baju dengan harga diskon jika pengambilannya melebihi target yang ditentukan .<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />JAWABAN NO.3<br /><br />2. Efek substitusi dan pandapatan <br /><br />Efek Substitusi adalah perubahan suatu harga mengubah nilai guna marginal per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut.Kalau harga mengalami kenaikan maka nilai guna marginal suatu barang akan rendah.Biasanya dibandingkan oleh barang subtitusi seperti teh dan kopi , jika harga teh naik maka marginal teh akan lebih rendah dari marginal kopi. Efek substitusi akan terjadi karena masyarakat mengubah pola konsumsi . Efek substitusi adalah perubahan konsumsi yang munculkarena harga yang rendah semakin mendorong konsumen untukmengkonsumsi barang itu lebih banyak.<br /><br />Efek Pendapatan adalah perubahan konsumsi yang muncul karena harga yang rendah membuat konsumen lebih sejahtera, biasanya perubahan pendapatan juga mempengaruhi tingkat selera konsumen dengan mengkonsumsi barang yang sesuai dengan kenaikan tingkat selera konsumen yang diikuti perubahan pendapatan .abdurrahmanhttps://www.blogger.com/profile/13102028757083947366noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-66108398522780578732009-05-18T03:54:00.000-07:002009-05-18T03:54:00.000-07:00Widhy Maulana
208081000051
Manajemen 2B
Non Regule...Widhy Maulana<br />208081000051<br />Manajemen 2B<br />Non Reguler<br />UIN Syarif Hidayatullah Jakarta<br /><br />Kasus 1 ELASTISITAS<br /><br />1. Inelastis sempurna (Ep = 0)<br />Berapapun harga barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.contohnya adalah garam. Berapapun harga garam maka orang akan membeli garam sesuai dengan kebutuhannya.<br /><br />2. Inelastis(Ep < 1)<br />Perubahan permintaan lebih kecil dari pada perubahan harga. kalau harga naik 20% menyebabkan permintaan barang turun sebesar misalnya 16%.permintaan inelastis umumnya pada barang kebutuhan pokok.misalkan perubahan harga beras di indonesia tidak berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan terhadap beras.<br /><br />3. Elastis unitari(Ep=1)<br />Jika harga naik 15% permintaan barang turun 15%. Jika 15% kenaikan harga daging sapi menurunkan kuantitas daging sapi yang diminta sebesar 15%.<br /><br />4. Elastis (Ep>1)<br />Permintaan suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya bila harga turun 10% menyebabkan permintaan barang naik 20%. Contohnya adalah barang mewah seperti mobil.<br /><br />5. Elastisitas tak terhingga (Ep = &)<br />Perubahan harga sedikit saja dapat menyebabkan perubahan permintaan yang sangat besar. Apabila harga barang naik satu sen saja lebih mahal, maka tidak seorangpun membeli barang tersebut karena orang akan langsung membeli ke produsen lain yang tidak menaikan harganya.<br /><br /><br />Kasus 2 TEORI KARDINAL DAN ORDINAL<br />1. Teori kardinal <br /> menurut teori kardinal kegunaan dapat dihitung secara nominal, keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan.<br /><br />2. Teori ordinal (ordinal theory)<br />teori ordinal adalah teori yang tingkat kepuasannya tidak bisa dinilai tetapi dapat di gambarkan. teori ordinal ini di dalamnya terdapat beberapa bagian, yaitu:<br />a. kurva indiferensi. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. <br />b. kurva garis anggaran<br />kurfa garis anggaran adalah kurva yang menunjukan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya yang sama besar.<br />c. perubahan harga barang dan pendapatan<br />perubahan harga dan pendapatan akan memengaruhi daya beli, diukur dari besarnya luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran, bila luas bidang segitiga semakin luas, daya beli meningkat begitu sebaliknya.<br />d. keseimbangan konsumen<br />keseimbangan konsumen adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatanya untuk konsumsi.uang yang ada dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi atau tingkat kepuasan tertentu dapat di capai dengan anggran paling minim. secara grafik kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran bersinggungan dengan kurva indiferensi.<br />e. reaksi terhadap perubahan harga barang<br />keseimbangan yang di capai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah. jika pendapatan nyata meninggkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasannya. sebaliknya bila pendapatan nyata menurun, dengan terpaksa konsumen menurunkan tingkat kepuasannya, disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang menuru. salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga barang.<br />f. reaksi terhadap perubahan pendapatan nominal<br />suatu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya.<br /><br /><br />Kasus 3 EFEK SUBSTITUSI DAN EFEK PENDAPATAN<br />a. harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumsi bergerak pada tingkat kepuasan yang sama dan pendapatan nyata dianggap tetap maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih murah dan mengurangi jumlah konsumsi yang harganya menjadi lebih relatif mahal. inilah yang disebut efek substitusi.<br />b. pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah.jika perubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap ttap, kita akan melihat efek pendapatan.perubahan-perubahan harga mempengaruhi rumah tangga dalam 2 hal pertama,misalnya kita mengandaikan bahwa rumah tangga membatasi pilihan mereka pada produk2 yang meningkatkan kemakmuran mereka, maka penurunan harga produk yang mana pun, cateris paribus, membuat rumah tangga itu jelas2 lebih untung. Dengan kata lain sebuah rumah tangga tetap membeli jumlah yang persis sama untuk setiap jenis barang dan jasa, setelah harganya turun rumah tangga itu akan memiliki sisa pendapatan. pendapatan extra tersebut bisa saja dibelanjakan untuk produk yang harganya telah turun, yamh sekarang kita sebut barang x, atau untuk produk2 lainnya. Andaikan saya tinggal di florida dan 4 kali dalam setahun saya terbang ke nashville untuk mengunjungi ibu saya. selanjutnya andaikan tahun lalu tiket untuk pergi ke nashville harganya $400. dengan demikian saya menghabiskan $1600 untuk kunjungan2 ke ibu. tetapi tahun ini sengitnya persaingan di antara perusahaan penerbangan telah membuat salah satu perusahaan penerbangan menawarkan tiket pulang pergi ke nashville seharga $200. asumsikan bahwa harganya tetap $200 sepanjang tahun, sekarang saya dapat terbang pulang kampung persis sama banyak, dan saya akan menghemat $800 untuk tiket pesawat terbang dibandingkan tahun lalu. sekarang saya beruntung saya mempunyai peluang-peluang tambahan. saya dapat terbang pulang kampung lima kali tahun ini, menyisahkan $600 ($800-$200)untuk belanja barang-barang lain , atau saya dapat terbang pulang dengan jumlah yang sama (4 kali) dan membelanjakan semua kelebihan $800 itu untuk barang-barang lainindoyamanas.blogspot.comhttps://www.blogger.com/profile/01164189919509699298noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-2103973553440471502009-05-18T03:36:00.000-07:002009-05-18T03:36:00.000-07:00syarif hidayatullah
manajemen2B
208081000043
NON R...syarif hidayatullah<br />manajemen2B<br />208081000043<br />NON Reguler<br /><br />kasus 1<br /><br /> 1. Inelastis sempurna (Ep = 0)<br /> Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang di butuhkan, Artinya bahwa perubahan harga sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah Permintaan.<br /><br /> Dengan demikian Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.<br /> Contoh kasusnya : barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), contoh lain yaitu permintaan garam dan obat – obatan pada saat sakit.<br /><br /> 2. Inelastis (Ep < 1)<br /> Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil daripada perubahan harga. Kalau harga naik 10% menyebabkan permintaan barang turun sebesar misanya 6%, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar.<br /><br /> Contoh kasusnya : beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian.<br /><br /> 3. Elastis uniter (Ep = 1)<br /> Jika harga naik 10% maka permintaan barang turun 10% juga. Artinya perubahan harga diikuti dengan perubahan jumlah permintaan yang sama<br /><br /> Contohnya : barang – barang elektronik<br /><br /> 4. Elastis (Ep > 1)<br /> Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar daripada perubahan harga, artinya perubahan harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang<br /> Lebih besar.<br /><br /><br /><br /> Contoh kasusnya : bila harga turun 10% menyebabkan perubahan permintaan barang naik 20%, contohnya barang mewah seperti mobil.<br /> 5. Elastis tak terhingga (Ep = ∞)<br /> Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya. oleh karena itu, kenaikan harga sekecil apapun akan menghilangkan total penerimaan.<br /><br /> Contoh kasusnya : pulpen dengan merk S dan P yng rata-ratanya berharga 1000-1500 jika kita pergi ke supermarket untuk membeli pulpen tersebut, misalnya kita tidak akan memperhatikan perbedaan merk. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli pulpen yang harganya paling murah atau pada harga rata-rata yang diterima pasar. Akibatnya perusahaan yang menjual pulpen diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol.<br /><br /><br /><br /> kasus 2<br /><br /><br /> 1. Pendekatan Teori Ordinal mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Dan Teori ordinal menggunakan kurva indifferent.<br /> Contoh kasusnya : penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus.<br /> 2. Pendekatan Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, misalkan menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centimeter atau meter.sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit. Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang perunit.<br /> Contoh kasusnya : budi ingin membeli celana, yang harga per helainya Rp 50.000, berapa celana yang akan dikonsumsi? Bagi budi celana pertama nilai kegunaanya jauh lebih besar disbanding uang yang harus dikeluarkan. Hanya dengan Rp 50.000 diperoleh kegunaan 75000 util. karenanya dia mau menambah konsumsi celananya, celana yang ke dua memberi nilai tambahan kegunaan (MU) lebih besar daripada yang pertama, yaitu 100.000 berarti kegunaan total (TU) menjadi 150.000 util. dia pun menambah konsumsi celana menjadi 3, yang memberi TU 235.000 util dan MU 85.000 util. walaupun telah terjadi penurunan MU (hukum pertambahan manfaat yang semakin menurun telah terjadi), tetapi lebih menguntungkan. Seandainya budi terus menambah konsumsi celananya maka setelah celana ke5 penambahan konsumsi tidak menambah TU, bahkan dapat menurunkan TU karena MU sudah < 0 (negative)<br /> Persamaan Pendekatan Ordinal dan Kardinal :<br /> yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (Maximum Utility)<br /><br /> Perbedaan Pendekatan Ordinal dan Kardinal :<br /> Yaitu analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan / angka. Sedangkan cardinal menggunakan alat analisis ordinal yang dinamakan marginal utility (pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent kurva atau kurva kepuasan.<br /><br /><br />kasus 3<br /> <br /> <br />Efek Subtitusi dan efek pendapatan<br /> Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadapkeseimbangan konsumen. Jika harga suatu barang turun maka ada 2 komponen yang dipengaruhi yaitu :<br /> 1. Harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada tingkat kepuasan yang sama dan pendapatan nyata dianggap tetap, maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relative lebih murah dan mengurangi jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih mahal. Inilah yang disebut sebagai efek subtitusi<br /> 2. Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah. Jika perubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap tetap, kita akan melihat efek pendapatan.syarifhttps://www.blogger.com/profile/18058060947055755266noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-75536288140271238122009-05-18T02:22:00.000-07:002009-05-18T02:22:00.000-07:00NAMA :FITRIA
NIM :208081000046
KELAS :...NAMA :FITRIA<br />NIM :208081000046<br />KELAS :MENAJEMEN B<br />PROGRAM :NON REGULER<br />HR KULIAH:SENIN,18.30<br />FAKULTAS :FEIS<br /><br />I. 1. Inelastis sempurna (Ep=0)<br /> Berapapun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.cth garam.contoh lainnya insulin merupakan kebutuhan mutlak bagi penderita diabetes, sehingga kuantitas yang diminta cenderung tidak akan menanggapi kenaikan harga. ketika kuantitas yang diminta tidak menanggapi sama sekali perubahan harga persentase perubahan yang diminta sama dengan nol.insulin yang inelastis sempurna karena kuantitas yang diminta tidak berubah sama sekali ketika harga berubah kurva permintaannya semata-mata berupa garis vertikal.<br /><br />2. Inelastis(Ep<1)<br /> Perubahan permintaan lebih kecil dari pada perubahan harga. kalau harga naik 10% menyebabkan permintaan barang turun sebesar misalnya 6%.permintaan inelastis umumnya pada barang kebutuhan pokok.misalkan perubahan harga beras di indonesia tidak berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan terhadap beras.cth lainnya layanan telpon umum dianggap suatu keharusan, tetapi bukan keharusan yang mutlak jika 10% kenaikan tarif telpon menghasilkan 1% penurunan kuantitas layan yang diminta, elastisitas permintaannya adalah (-1:10)=-0,1. ketika persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih kecil ukuran absolutnya dibandingkan persentase perubahan harga seperti pada kasus layanan telpon maka elastisitasnya kurang dari 1 dalam ukuran absolut. Ketika elastisitas produk antara 0 dan -1,kita katakan bahwa permintaannya inelastis. Permintaan akan layanan telpon dasar adalah inelastis pada -0,1.Bila dinyatakan secara sederhana, permintaan inelastis berarti bahwa terdapat kecepat tanggapan permintaan,tetapi tidak besar terhadap perubahan harga.<br /><br />3. Elastis unitari(Ep=1)<br /> Jika harga naik 10% permintaan barang turun 10%. Hubungan permintaan dimana persentase perubahan kuantitas produk yang diminta adalah sebesar persentase perubahan harga dalam nilai absolutnya. Jika 10% kenaikan harga daging sapi menurunkan kuantitas daging sapi yang diminta sebesar 10%.Dengan demikian elastisitas permintaan menjadi (-10,10)=-1. Ketika persentase perubahan kuantitas produk yang diminta sama dengan persentase perubahan harga dalam nilai absolut.<br /><br />4. Elastis (Ep>1)<br /> Permintaan suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya bila harga turun 10% menyebabkan permintaan barang naik 20%. Karena itu nilai Ep lebih besar dari 1. Contohnyabarang mewah seperto mobil. Cth lain permintaan akan pisang cenderung cukup elastis karena ada banyak substitusi bagi pisang. Jika 10% kenaikan harga pisang menyebabkan 30% penurunan kuantitas pisang yang diminta. Elastisitas permintaan karena harga pisang adalah (-30,10)=-3.<br /><br />5. Elastisitas tak terhingga (Ep=&)<br /> Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya. Permintaan ini dimana kuantitasnya jatuh ke 0 jika terjadi sedikit perubahan harga. Contoh anda membuat produk yang dapat dijual pada harga yang tetap dan sudah ditentukan sebelumnya. Apabila anda menetapkan harga hanya satu sen saja lebih mahal, tidak seorangpun membeli produk anda karena orang akan langsung membeli ke produsen lain yang tidak menaikan harganya. Hal tersebut dapat dilihat dengan realitas yang dihadapi produsen minyak domestik AS yang tidak dapat menetapkan harga lebih dari harga minyak mentah dunia, dan juga yang dihadapi petani yang tidak dapat menetapkan harga lebih dari harga pasar atas hasil pertanian mereka. Kurva permintaan elastisitas tak terhingga merupakan garis horizontal karena kuantitas yang diminta jatuh ke nol bila harganya diatas tingkat tertentu.<br /><br />ELASTISITA PERMINTAAN HIPOTESIS U/ 4 PRODUK<br />produk: (%^p) (%^Qd) %^Qd+%^p <br />insulin +10% 0% 0,0>inelastis smprna<br />lynan tlp dsr +10% -1% -0,1>inelastis<br />daging sapi +10% -10% -1,0>elastis uniter<br />pisang +10% -30% -3,0>elastis<br /><br />II. TEORI KARDINAL DAN ORDINAL<br />1. Teori kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marginal (MU).Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga perunit. Untuk setiap unit tambahan konsumsi,tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang perunit.cth: didi ingin membeli baju, yang harga per helainya Rp 25.000 berapa buah baju yang akan dikonsumsi?untuk menjawab kita harus tahu terlebih dahulu nilai baju bagi didi yang diasumsikan setara dengan rupiah.seandainya pola konsumsi didi seperti ditunjukan dalam tabel 1.1: utilitas total dan utilitas marginaldari menggonsumsi baju<br /><br />hrg bj/hli jml bj yg uang yg hrs (TU) (MU) <br />(Rp) d knsmsi kluarkan <br />25rb 1 25rb 50rb 50rb<br />25rb 2 50rb 125rb 75rb<br />25rb 3 75rb 185rb 60rb<br />25rb 4 100rb 225rb 40rb<br />25rb 5 125rb 250rb 25rb<br />25rb 6 150rb 250rb 0<br />25rb 7 175rb 225rb -25rb<br />25rb 8 200rb 100rb -125rb<br /><br />bagi didi baju pertama nilai kegunaannya jauh lebih besar dibanding uang yang harus di keluarkan. Hanya dengan 25.000 diperoleh kegunaan 50.000 util. Sehingga dia mau menambah konsumsi bajunya. Baju yang kedua memberi tambahan kegunaan (MU) lebih besar dari pada yang pertama, yaitu 75.000 util, berarti kegunaan total (TU) menjadi 125.000 util. Dia pun menambah konsumsi baju menjadi 3 yaitu memberi TU 185.000 util dan MU 60.000 util. Walaupun telah terjadi penurunan MU tetap lebih menguntungkan, seandainya didi terus menambah konsumsi bajunya, maka setelah baju kelima penambahan konsumsi tidak menambah TU, bahkan dapat menurunkan TU karena MU sudah <0 (negatif). Pergerakan angka-angka dalam tabel dapat diterjemahkan dalam bentuk grafik berikut ini. Terlihat kurva TU pada awalnya menaik tajam,seiring naiknya nilai MU. Dititik A MU mencapai maksimum, untuk selanjutnya menurun yang menyebabkan slope kurva TU makin mendatar.Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa didi akan berhenti mengonsumsi pada baju yang kelima. Jika setelah itu dia menambah jumlah baju yang di konsumsi,tindakan itu bukan saja tidak menambah TU, bahkan menguranginya. Didi berhenti mengonsumsi pada saat harga baju 25.000 sama dengan nilai utilitas marginal 25.000 util.<br /><br />2. Teori ordinal(ordinal theory)<br /> teori ordinal adalah teori yang tingkat kepuasannya tidak bisa dinilai tetapi dapat di gambarkan. teori ordinal ini di dalamnya terdapat beberapa bagian salah satunya:<br /> a. kurva indiferensi sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang untuk menjelaskan pendapatnya, teori ordinal menggunakan kurva indiferensi. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Walaupun telah dinyatakan bahwa menurut teori ordinal kegunaan atau kepuasan tidak dapat di hitung, namun untuk keperluan study tidaklah salah bila kita mengansumsikan bahwa informasi dari kurva indiferensi dapat diterjemahkan dalam persamaan kuantitatif. Misalnya nilai kegunaan sutarno dari mengonsumsi makan soto dan makan sate perbulan dapat di tulis sebagai.<br />U=X.Y<br />dimana: U= tingkat kepuasan<br /> : X= makan soto (mangkok/bln)<br /> : Y= makan sate (porsi/bln)<br />untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu, beberapa kombinasi yang mungkin di cantumkan dalam tabel berikut:<br /><br />MAKAN SOTO DAN MAKAN SATE<br />yang memberi tingkat kepuasan sama bagi andi<br /><br />makan soto makan sate<br />(mangkok/bln) (porsi/bln)<br />100 15<br />50 20<br />25 25<br />20 50<br />15 100<br />Asumsi-asumsi kurva indifernsi:<br />1. semakin jauh kurva indiferensi dari titik origin,semakin tinggi tingkat kepuasannya<br />2. kurva indiferensi menurun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung ke titik origin.<br />3. kurva indiferensi tidak saling berpotongan<br /><br /> b. kurva garis anggaran<br />adalah kurva yang menunjukan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya yang sama besar.<br /> c. perubahan harga barang dan pendapatan <br />perubahan harga dan pendapatan akan memengaruhi daya beli, diukur dari besarnya luas bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran, bila luas bidang segitiga semakin luas, daya beli meningkat begitu sebaliknya.<br /> d. keseimbangan konsumen<br />adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatanya untuk konsumsi.uang yang ada dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi atau tingkat kepuasan tertentu dapat di capai dengan anggran paling minim. secara grafik kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran bersinggungan dengan kurva indiferensi.<br /> e. reaksi terhadap perubahan harga barang<br />keseimbangan yang di capai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah. jika pendapatan nyata meninggkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasannya. sebaliknya bila pendapatan nyata menurun, dengan terpaksa konsumen menurunkan tingkat kepuasannya, disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang menuru. salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga barang.<br />f. reaksi terhadap perubahan pendapatan nominal <br />suatu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya.<br /><br />III. EFEK SUBSTITUSI DAN EFEK PENDAPATAN<br />a. harga relatif barang menjadi murah, sehingga bila konsumsi bergerak pada tingkat kepuasan yang sama dan pendapatan nyata dianggap tetap maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif lebih murah dan mengurangi jumlah konsumsi yang harganya menjadi lebih relatif mahal. inilah yang disebut efek substitusi. Kenyataan bahwa penurunan harga membuat rumah tangga lebih di untungkan hanyalah sebagian dari cerita. Apabila harga suatu produk turun, produk ini juga menjadi relatif lebih murah. Artinya produk itu menjadi lebih menarik bila dibandingkan dengan calon-calon produk substitusi lainnya. Turunnya harga produk X mungkin saja menyebabkan rumah tangga mengeser pola pembeliannya menjauhi substitusi2nya menuju X. Untuk melihat mengapa demikian, lihat pilihan yang saya hadapi bila tiket pergi pulang ke nashville harganya $400. Setiap pejalanan yang saya lakukan menuntuk pengorbanan nilai barang dan jasa lain seharga $400. Apabila harga itu turun menjadi $200, biaya peluang sehelai tiket telah menurunmenjadi $200. Dengan kata lain setelah harga turun saya hanya perlu mengorbankan $200 nilai barang dan jasa lain untuk mengunjunggiibu. <br />b. pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah.jika perubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap ttap, kita akan melihat efek pendapatan.perubahan-perubahan harga mempengaruhi rumah tangga dalam 2 hal pertama,misalnya kita mengandaikan bahwa rumah tangga membatasi pilihan mereka pada produk2 yang meningkatkan kemakmuran mereka, maka penurunan harga produk yang mana pun, cateris paribus, membuat rumah tangga itu jelas2 lebih untung. Dengan kata lain sebuah rumah tangga tetap membeli jumlah yang persis sama untuk setiap jenis barang dan jasa, setelah harganya turun rumah tangga itu akan memiliki sisa pendapatan. pendapatan extra tersebut bisa saja dibelanjakan untuk produk yang harganya telah turun, yamh sekarang kita sebut barang x, atau untuk produk2 lainnya. Andaikan saya tinggal di florida dan 4 kali dalam setahun saya terbang ke nashville untuk mengunjungi ibu saya. selanjutnya andaikan tahun lalu tiket untuk pergi ke nashville harganya $400. dengan demikian saya menghabiskan $1600 untuk kunjungan2 ke ibu. tetapi tahun ini sengitnya persaingan di antara perusahaan penerbangan telah membuat salah satu perusahaan penerbangan menawarkan tiket pulang pergi ke nashville seharga $200. asumsikan bahwa harganya tetap $200 sepanjang tahun, sekarang saya dapat terbang pulang kampung persis sama banyak, dan saya akan menghemat $800 untuk tiket pesawat terbang dibandingkan tahun lalu. sekarang saya beruntung saya mempunyai peluang-peluang tambahan. saya dapat terbang pulang kampung lima kali tahun ini, menyisahkan $600 ($800-$200)untuk belanja barang-barang lain , atau saya dapat terbang pulang dengan jumlah yang sama (4 kali) dan membelanjakan semua kelebihan $800 itu untuk barang-barang lain.bismillahhttps://www.blogger.com/profile/09360412152531923786noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-75335027337387472152009-05-18T01:57:00.000-07:002009-05-18T01:57:00.000-07:00NAMA : Diyan Ningsih
Kelas : Manajemen 2b
Nim ...NAMA : Diyan Ningsih<br />Kelas : Manajemen 2b<br />Nim : 208081000049<br /> Non reguler<br /><br /><br />1) Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.<br /><br />Ep = persentase perubahan jumlah barang yang di minta<br />Persentase perubahan harga <br /><br />Atau<br />% ∂Q<br />Ep = ……………………………………………………… (3.1)<br />% ∂p<br /><br /> ( ∂Q/Q)<br /> =<br /> ( ∂P/P)<br /><br /> P . ∂Q<br /> = <br /> Q ∂P<br /><br /><br />Angka elastisitas harga bernilai negative.Ep = 2 mempunyai arti bila harga barang naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2 % , ceteris paribus . Begitu juga sebaliknya . Semakin besar nilai negatifnya ,semakin elastis permintaanya ,sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibandingkan perubahan harga.Angka Ep dapat disebut nilai absolute .Ep = 2 ,artinya sama dengan Ep = -2.<br /><br /><br /><br />Angka Elastisitas Harga (Ep)<br /><br />a) Inelastis (Ep < 1 )<br />Perubahan permintaan harga naik 10% menyebabkan permintaan barang turun sebesar ,misalnya, 6%.permintaan barang kebutuhan pokok umumnya inelastic . Misalnya perubahan harga beras di Indonesia , tidak berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan terhadap beras .<br /><br />b) Elastis ( Ep > 1) <br />Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar .Misalnya ,bila harga turun 10% menyebabkan permintaan barang naik 20% . Karena itu nilai Ep lebih besar dari satu . Barang mewah seperti mobil umumnya permintaannya elastis.<br /><br />c) Elastis Unitari( Ep =1 )<br />Jika harag naik 10% , permintaan barang turun 10% juga.<br /><br />d) Inelastis Sempurna ( Ep = 0)<br />Berapa pun harga suatu barang , orang akan tetap membeli jumlah yang di butuhkan .Contohnya adalah permintaan garam.<br /><br />e) Elastis tak terhingga ( Ep = ∞ )<br />Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya. <br /><br /> Secara grafis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan ) kurva permintaan .Bila kurva permintaan tegak lurus , permintaan inelastic sempurna (perfect inelastic) ; Perubahan harga ,tidak mempengaruhi jumlah barang yamg di minta.Bila kurva sejajar sumbu atar ,permintan elastis tak terhingga (perfect elastis ); perubahan harga sedikit saja , menyebabkan perubahan jumlah barang yang di minta tak terhingga besarnya . Permintaan dikatakan elastis unitary (unitaryelastic ) , bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut 45°). Dapat disimpulkan ,semakin datar kurva permintaan , semakin elastis permintaan suatu barang.<br /><br /><br />2) Teoricardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat di hitung secara nominal sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau kilogram , panjang dengan centimeter atau menter sedangkan satuana ukuran kegunaan atau (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkna perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biyaya yang harus di keluarkan . nilai kegunaan yang di25.000<br />peroleh dari konsumsi disebut utilitas total ( TU).Tambahan kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU) . Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit . untuk setiap unit tambhan konsumsi,tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang perunit. <br /> Misalnya Ahmad ingin memebeli baju yang harga perhelainya Rp 25 000,00. Berapa buah baju yang akan di konsumsi? Untuk menjawabnya , kita harus tahu dahulu nilai baju itu bagi ahmaad yang diasumsikan setara dengan rupiah .Seandainya pola konsumsi ahmad seperti di tunjukan dalam table 4.1.<br /><br />Bagi Ahmad ,abaju pertama nilai kegunaan lebih besar di bandingkan dengan uang yang di keluarakan. Hanya dengan Rp25.000,00 diperoleh kegunaan 50.000 util. Karena dia mau menambah konsumsi bajunya. Baju yang kedua member tambahan kegunaan (MU) lebih besar dadripada yang pertama,yaitu 75.000 util,kegunaan total (TU) menjadi 125.000 util. Diapun menambah konsumsi baju menjadi 3, yang member TU 185.000 util dan MU 60.000 util. Walaupun telah terjadi penurunan MU (hukum pertambahan manfaat yang makin menurun telah terjadi), tetap lebih menguntungkan. Seandainya Ahmad terus menambah konsumsi bajunya, maka setelah baju kelima penambahan konsumsi tidak menambah TU, bahkan dapat menurunkan TU karena MU sudah < 0(negative). Pergerakan angka-angka dalam table dapat diterjemahkan dalam bentuk grafik berikut ini(Diagram 4.1). Terlihat kurva TU pada awalnya menaik tajam seiring naiknya nilai MU. Dititik A MU mencapai maksimum, untuk selanjutnya menurun yang menyebabkan slope kurva TU semakin mendatar.<br /><br /><br /><br />MU=P……………………………………………………………………………………………………………………………………(4.1)<br />Prinsip ini untuk semua barang, sehingga konsumen akan mencapai kepusasan maksimum pada saat :<br />MUx=Px………………………………………………………………………………………………………………………………(4.2)<br />Dimana: MUx = tambahan keguanaan X<br /> Px = harga X <br /><br />Teori Ordinal(Ordinal Theory)<br />a. Kurva Indiferensi (Indifference Curve)<br /> Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung; Hanya dapat dibandingkan, sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kuva indiferensi (indifference curve). Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indiferensi map,) dihadapi oleh hanya seorang konsumen. Misalkan Sutarno mengombinasikan konsumsi makan bakso dengan makan sate.<br /> Waupun telah dinyatakan bahwa menurut teori ordinal kegunaan atau kepuasan tidak dapat dihitung, namun untuk keperluan studi(agar menjadi lebih jelas),tidaklah salah bila kita mengasumsikan bahwa informasi dari kurva indeferensi dapat diterjemahkan dalam persamaan kuantitatif. Misalnya nilai kegunaan(kepuasan) Sutarno dari mengosumsi makan Bakso dan makan sate perbulan dapat ditulis sebagai<br /><br /> U =X.Y………………………………………………………………………………………………………………(4.3)<br />Di mana: U= tingkat kepuasan<br /> X= makan bakso (mangkok perbulan)<br /> Y= makan sate(porsi perbulan)<br /> Untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu, beberapa kombinasi yang munkin dicantumkan dalam table 4.2.<br /><br /><br /><br />3) g. Efek Subsitusi (Subsiation Effect) dan Efek Pendapatan (Income Efek)<br />Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya bertambah katau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbangan konsumen. Dengan perkataan lain, jika harga suatu barang turun, maka ada dua komponen yang dipengaruhi:<br />1) Harga relative barang menjadi murah, sehingga bila konsumen bergerak pada tingkat kepuasan yang sama (kurva indiferensi awal) dan pendapatan nyata dianggap tetap,maka konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relative lebih murah dan mengurangi jumlah konsumdi barang yang harganya menjadi relative lebih mahal. Inilah yang disebut sebagai efek subsitusi (subsituation effect).<br /><br />2) Pendapatan nyata berubah menyebabkan jumlah permintaan berubah. Jika perubahan ini dilihat dari sisi harga barang lain dan pendapatan nominal dianggap tetap, kita akan melihat efek pendapatan (income effect).<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Efek total :<br />Turunya harga barang X telah menyebabkan keseimbangan konsumen bergeser drai titik A ke C.karena kemampuan meningkat dari BL1 ke BL 3 bertambah dari OX1 ke OX3. Pertambahan jumlah yang di minta sebesar X1X3 unit , merupakan efek total(penjumlahan efek subtitusi dari efek pendapatan).<br />Efek Subtitusi haraga X membuat harga X relative lebih murah daripada harga Y (slope BL3 lebih mendatar daripada BL1). Jika konsumen diminta melakukan penyesuaian keseimbangan pada tingkat kepuasan yang sama (IC1) Dengan pendapatan nyata tidak berubah ,maka tititk keseimbangan tercapai di titik B ,yaitu persinggungan antara IC1 dengan BL2 (garis terputus-putus dan sejajar dengan BL3) . BL2 merupkan garis anggaran yang sama nilainya dengan BL1 , namun kemoiringanya berbeda dengan rasio harga pada BL2. Jumlah X yang di minta menjadi OX2 (Karena harga Xsekarang menjadi relative lebih murah ).pertambahan permintaan terhadap X sebesar X1X2 merupakan efek subtitusi.<br />Efek Pendapatan :<br />Pertambahan jumlaha X yang di minta sewbesar X2X3 merupakan Efek Pendapatan .sebab jika pendapatan nominal naik (BL2 terputus-putus digeser sejajar keatas ,BL3 Menyinggung IC2) Jumlah X yang diminta bertambah sebanyak X2X3 unit.<br />Efek Total =Efek Subtitusi+ Efek Pendapatan <br />X1X3X=X1X2+X2X3<br />Efek total dari kenaikan harga X adlah penuruna permintaan sebesar OX1-OX3.Jika konsumen harus melakukan penyesuaian keseimbangan dengan tingakat pendapatan dengan tinggkat kepuasan ad;ah sama dengan kondisi awal (IC1),maka kesimbngan konsumen tercapai dit titik B yang merupakn persinggungan BL2 (garis terputus-putus) dengnan IC1 Perubahan rasio harga harus relative telah menguranggi jumlah X yang diminta sebanyak X1X2 .Ini merupakan Efek subtitusi .Sedangkan penurunan pendapatan niminal (yang disebablkan kenaikan harga X )telah menurunkan jumlah X yang diminta sebesar X2X3 Ini merupakan Efek Pendapatan.diyanhttps://www.blogger.com/profile/08441769698795809988noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-21495337573714823232009-05-18T00:34:00.000-07:002009-05-18T00:34:00.000-07:00Nama : Danang Wahyu Utomo
Kelas : Managemen 2B
N...Nama : Danang Wahyu Utomo <br />Kelas : Managemen 2B<br />Nim : 208081000056<br />Non-Reguler<br />Mata Kuliah hari Senin 18:30<br />Semester 2<br /><br />Kasus 1<br /><br />Elastisitas Permintaan <br /><br />Derajat (dalam satuan angka) kepekaan dari permintaan suatu barang terhadap perubahan harga barang yang dimasksud. Atau ratio antara persentase perubahan permintaan terhadap persentase perubahan harga.<br /><br />1. ED = 1, ini dinamakan Uniter elastis, artinya bila harga naik / turun sebanyak 1% maka permintaan akan turun / naik sebanyak 1% pula (persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan harga)<br /><br />2. ED > 1, dinamakan elastis, artinya bila harga naik / turun sebesar 1%, maka permintaan akan turun / naik lebih dari 1% (persentase perubahan jumlah yang diminta lebih besar dari pada persentase perubahan harga → permintaan sangat peka terhadap perubahan harga).<br /><br />3. ED < 1, dinamakan inelastis, artinya bila harga naik / turun 1% maka permintaan akan turun / naik kurang dari 1% (persentase perubahan jumlah yang diminta lebih kecil dari pada persentase perubahan harga → permintaan tidak peka terhadap perubahan harga).<br /><br />4. ED = 0, dinamakan Inelastis sempurna, yaitu bila permintaan tidak tanggap terhadap perubahan harga, jadi berapa saja harga dipasar, jumlah yang diminta tetap (kurva permintaan sejajar dengan sumbu vertikal (sumbu harga).<br /><br /> Pada kondisi permintaan bersifat inelastis sempurna, produsen akan bisa berbuat semena-mena dipasar karena ia bisa saja kapan waktu menaikkan harga untuk meningkatkan pemasukan, oleh karenanya dalam kondisi seperti ini, maka pemerintah “diwajibkan” untuk serta dalam menetapkan harga patokan tertinggi (kondisi pasar kebijakan pemerintah – persaingan tidak sempurna)<br /><br />5. ED = ∞ (tak hingga), ini dinamakan Elastis sempurna, yaitu bila konsumen sanggup membeli berapa saja banyaknya jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu (kurva permintaan sejajar dengan sumbu horizontal). Pada kondisi permintaan bersifat elastis sempurna harga keseimbangan pasarlah yang berlaku seterusnya, produsen tidak bisa semena-mena menaikkan harga (price taker) karena konsumen menguasai informasi.<br />Untuk kurva dapat dilihat dalam link berikut:<br /><br />http://avatarwahyu.wordpress.com<br /><br />Modal matematis untuk mengukur koefisien elastisitas permintaan adalah:<br /><br />ED= % Perubahan jumlah yang diminta <br /> _______________________________<br /><br /> % perubahan harga<br /><br />ED = (Qd2 – Qd1) / Qd1 <br /> __________________<br /><br /> (P2 – P1)/P1<br /><br />Sumber: Iskandar Putong. Ekonomi mikro: Mitra wacana media<br /><br />Kasus 2<br /><br />A. Pendekatan Ordinal. Dalam pendekatan ini daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.<br />Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:<br /><br />1. Konsumen rasional<br />2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna<br />3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu<br />4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum<br />5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya<br />6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.<br /><br />B. Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach). Menurut pendekatan ini, daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga<br />mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati. Asumsi dari pendekatan ini adalah:<br />1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.<br />2. Diminishing marginal utility, artinya tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambanya konsumsi dari komoditas tersebut.<br />3. Pendapatan konsumen tetap<br />4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap.<br />5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna<br />dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2,X3,X4…. Xn dan sebaliknya<br /><br />Kasus 3<br /><br />Efek Substitusi dan Efek Pendapatan<br /><br />Apabila harga suatu barang turun, ada dua kekuatan yang menyebabkan jumlah barang yang diminta berubah, yaitu <br />1. efek substitusi, yaitu terjadinya perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga, dimana perubahannya dibatasi pada pergerakan kurva indeferen mula-mula (Penghasilan Riil dianggap tetap).<br />2. efek pendapatan, yaitu terjadi karena adanya perubahan harga suatu barang yang menyebabkan pendapatan riil konsumen berubah sehingga jumlah barang yang diminta berubah, dimana harga barang lain dan pendapatan nominal konsumen tetap.<br /><br /><br /><br />Untuk barang normal, efek pendapatan dan efek substitusi akan mendorong konsumen untuk menambah jumlah barang yang turun harganya.<br /><br />Untuk barang inferior, efek substitusi akan mendorong konsumen menambah jumlah barang tersebut karena sekarang harganya relatif lebih murah disanding harga barang lain. Efek pendapatan akan berakibat negatif, adanya pendapatan ekstra mendorong konsumen mengurangi pembelian barang yang turun harganya dan berusaha menggantikannya dengan barang yang lebih baik kualitasnya.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-1311690938773229572.post-74606088555203752562009-05-17T23:57:00.000-07:002009-05-17T23:57:00.000-07:00Nama = Dzakiatus Sa'adah
Kelas = Manajemen 2B
...Nama = Dzakiatus Sa'adah<br />Kelas = Manajemen 2B<br />Hari kuliah = Senin<br />Status = Non Reguler<br /><br />Kasus 1<br /><br />Elastisitas adalah derajat kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu factor yang mempengaruhi<br /><br />ELASTISITAS PERMINTAAN<br />Macam-macam elastisitas permintaan<br />1. Price elasticity of demand (harga permintaan)<br />Adalah mengukur perubahan jumlah barang yang diminta<br />yang diakibatkan oleh perubahan harga barang tersebut.<br /><br />a. Ed > Elastis Prosentase perubahan kuantitasI , pemintaan yaitu permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya.contoh kasus adalah makanan ringan,jika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.<br />b. Ed < In Elastis artinya bila harga berubah maka permintaan hanya berubah sedikit,misalnya harga naikI, yaitu <br />20% menyebabkan turun sebesar 10% atau kurang dari 20%<br />Contohnya adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya.<br />Uniter Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga.c. Ed = I, yaitu<br />d. Ed = 0, pemintaan tidak sempurna Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah.contoh kasus adalah sebuah lukisan,berapapun harga yang ditawar pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya.<br />Elastis sempurna artinya jumlah permintaan tetap banyak meski harga belum mengalami perubahan.e. Ed = ~ , yaitu<br />Bayangkan apa yang terjadi bila harga mengalami penurunan.<br />Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi<br /><br />2. Income Elasticity Of Demand (pendapatan dari permintaan)<br />Adalah mengukur perubahan jumlah barang yang diminta<br />yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan konsumen.<br />Barang mewahem ≥ I, yaitu<br />I > em > Barang primerO, yaitu<br />Barang inferior (bermutu rendah)em = (-), yaitu<br /><br />3. Cross Elasticity of Demand<br />Adalah mengukur perubahan jumlah X yang diminta yang<br />diakibatkan oleh perubahan harga barang Y.<br /><br />substitusix1y, yaituEx1y (+), yaitu<br />komplementerx1y,Ex1y (-), yaitu<br /><br />JENIS ELASTISITAS PERMINTAAN<br />a. Elastisitas permintaan silang<br />Adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya<br />perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan<br />terhadap harga barang lain.<br /><br />Besarnya elastisitas silang (Ec) dapat dihitung berdasarkan kepada<br />rumus berikut :<br />Ec = Persentasi perubahan jumlah barang X yang diminta di bagi dengan Persentasi perubahan harga barang Y<br /><br />b. Elastisitas permintaan pendapatan<br />Adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya<br />perubahan permintaan terhadap suatu barang sebagai akibat daripada<br />perubahan pendapatan pembeli.<br />Besarnya elastisitas permintaan pendapatan (Ey) dapat ditentukan<br />menggunakan rumus berikut :<br />Ey = Persentasi perubahan jumlah barang yang diminta di bagi dengan Persentasi perubahan pendapatan<br /><br />ELASTISITAS PENAWARAN<br />a. Elastisitas penawaran<br />Adalah mengukur responsif penawaran sebagai akibat perubahan<br />harga.<br />Koefisien elastisitas penawaran<br />Koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung menggunakan rumus<br />berikut :<br />Es = Persentasi perubahan jumlah barang yang ditawarkan di bagi dengan Persentasi perubahan harga<br /><br />Macam elastis penawaran<br />1. elastis sempurna<br />2. elastis tidak sempurna<br />3. tidak elastis<br />4. elastis<br />5. elastis uniter<br /><br />Kasus 2<br /><br />1.Pendapatan teori kardinal <br />Aliran ini berpendapat bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung pada subjek yang memberikan penilaian dan sikonsumen memiliki sejumlah pendapatan yang siap untuk dibelanjakan, persoalan pokok dalam masalah ini adalah baaimana membelanjakan pendapatan sebaik-baiknya atau memaksimumkan daya guna yang dapat diperoleh,dengan asumsi:<br />a.daya guna atau utilitas tersebut dapat diukur<br />b.konsumen bersifat rasional<br />c.tujuan dari konumen adalah memaksimumkan utilitas<br />d.laju pertambahan daya guna semakin lama semakin rendah dengan semakin banyaknya <br />barang tersebut dikonsumsi oelh konsumen <br />e.konsumen mempunyai sejumlah pendapatan tertentu<br />2.Pendapatan teori ordinal<br />Menurut pendapat ini konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang dia peroleh dari memngkonsumsi sekelompok barang , dengan asumsi:<br />a.setiap konsumen harus bertindak rasional <br />b.dengan dana dan harga pasar terentu konsumen dianggap selalu akan memilih kombinasi yang memberikan kepuasan utilitas yang maksimal<br />c.konsumen dianggap mempunyai informasi yang sempurna atas uang yang tersediabaginya ataupun harga barang dipasar.<br />Konsumen dianggap mempunyai skala preferensi yang disusun atas dasar urutan besar kecilnya daya guna secara absolute, tapi mampu menetukan hubungan dua kombinasi yang lebih baik.<br /><br />Kasus 3<br /><br />1.Efek subtitusi adalah perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanaya perubahan harga yang relative , setelah dikompensasi oleh konsumen dalam perubahan pendapatan. Pengertian secara ekonomis adalah bilamana harga suatu barang X turun, sedangkan harga-harga lain tidak berubah maka berari bahwa barang X relative lebih murah ,dengan demikian oleh karena barang X lebih murah dari pada barang Y sehingga konsumen lebih cendrung membeli lebih banyak barang X dari pada barang Y,agar setiap rupian yang dikeluarkan oleh barang X dan barang Y akan memberikan tambahan daya guna yang sama bagi konsumen , agar dapat mempertahankan tingkat kepuasan yang tinggi.<br />2.Efek pendapatan peruabahn jumlah barang yang diminta, khususnya timbul dalam perubahan pendapatan nyata, artinya turunya harga barang akan merubah pendapatan riil konsumen , karena turunnya suatu barang sehinggga memungkin untuk membeli barang lain lebih banyak.<br />Secara ekonomi dapat diartikan kenaikan jumlah barang X sebesar Xt X2 dan barang Y sebesar Yt Y2 , apabila barang yang normal , maka efek pendapatannya positif , maka hokum permintaan tidak berlaku , tetapi efek pendapatannya negative maka hukkum permintaan tidak berlaku bagi barang inferior dan giffen sehingga keadaan ini disebut dengan giffen paradox , karena pendapatan/anggaran belanja yang lebih tinggi justru malahan menurunkan kuantitas dan kualitas barang yang diminta.dzakihttps://www.blogger.com/profile/04288029544532829615noreply@blogger.com